View Full Version
Selasa, 12 Oct 2010

Digemborkan 'Teroris', Perampok CIMB Niaga Tidak Dijerat UU Terorisme

Medan (voa-islam.com) – Setelah digembor-gemborkan sebagai 'teroris', akhirnya tiga anggota komplotan bersenjata yang merampok Bank CIMB Niaga Cabang Aksara Medan dan penyerang Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Hamparan Perak justru tidak dijerat polisi dengan undang-undang teroris.

Mereka dijerat pasal KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. Ketiganya adalah Robin alias Pautan warga Jalan Tanjung Morawa Gang Keluarga, Abdul Gani Siregar alias Gani, warga Jalan Belanak, Belawan dan M Khair. Mereka ditangkap hidup-hidup dalam serangkaian penyergapan yang dilakukan tim gabungan TNI/Polri di kawasan perkebunan di Kecamatan Dolok Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) beberapa waktu lalu.

...“Para tersangka dikenakan Pasal 365, Pasal 170 dan Pasal 340 KUHP. Kalau pasal-pasal terorisme menjadi kewenangan Mabes Polri,...

Robin ditangkap setelah kaki kirinya ditembak aparat dalam penyergapan tersebut. Sementara Gani ditangkap warga yang curiga melihat kehadirannya di perkampungan, sedangkan M Khoir menyerahkan diri kepada warga yang selanjutnya dibawa ke Polsek Dolok Masihul.

“Para tersangka dikenakan Pasal 365, Pasal 170 dan Pasal 340 KUHP. Kalau pasal-pasal terorisme menjadi kewenangan Mabes Polri,” beber Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara (Sumut) Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Oegroseno dalam pesan singkatnya kemarin.

Ancaman hukuman maksimal itu dikarenakan aksi ketiga tersangka mengakibatkan empat personel anggota Polri tewas, yakni Brigadir Anumerta Manuel Simanjuntak, Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) Anumerta Baik Sinulingga, Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) Anumerta Deto Sutejo dan Aipda Anumerta Riswandi.

“Dengan pasal-pasal tersebut, maka pelaku terancam hukuman 15 tahun kurungan penjara,”tambah Pelaksana Harian (Lakhar) Kepala Bidang Humas Polda Sumut Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) MP Nainggolan.

Sementara tersangka yang tewas dalam baku tembak dengan tim gabungan di Kecamatan Dolok Masihul, papar dia, secara otomatis, tuduhan atau sangkaan keterlibatan dalam dua kejadian berdarah tersebut dinyatakan gugur.

Tapi, kasusnya tetap berjalan. Di sisi lain, pengejaran terhadap sisa-sisa anggota komplotan bersenjata itu terus dilakukan dengan menyisir beberapa lokasi, mulai dari Desa Bulu Duri Kecamatan Sipispis, Simpang Brohol, Kecamatan Dolok Masihul, Dolok Manampang hingga Pekan Kemis.

Hingga kemarin perhatian tim gabungan masih terkonsentrasi di Dolok Masihul. Seperti diketahui,jumlah komplotan bersenjata tersebut dipastikan 14 orang. Dari jumlah tersebut 12 orang di antaranya melarikan diri ke Dolok Masihul dan delapan di antaranya tewas dalam baku tembak yang berlangsung beberapa hari.

Di RT 3, Sarang Kuah, Desa Dolok Sagala, Dolok Masihul baku tembak menewaskan empat tersangka, yakni pimpinan komplotan Taufik Hidayat warga Jalan Sei Mati Medan Labuhan, Belawan; Zulkarnain warga Jalan Bandeng, Belawan; Fauzi Syahputra dan Alex alias Gunawan.

Baku tembak di pinggir Sungai Martebing berakhir dengan tewasnya dua anggota komplotan, yakni Deboy alias Dedi dan Pujo alias Rahmad. Rahmad tewas terkena ledakan granat yang digenggamnya. Selanjutnya, tersangka M Yusuf, warga Jalan Belanak, Kelurahan Belawan Bahagia, Medan Belawan ditemukan dalam keadaan tewas di tepi Sungai Martebing di Desa Martebing. Tidak jauh dari lokasi tersebut, satu orang lagi juga ditemukan dalam keadaan tewas.

MUI Akan Teliti Akar Masalah

Sejumlah pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara (Sumut), yakni Syahrin Harahap, Mohammad Hatta, Pagar Hasibuan, ustaz Muhammad Ali, ustaz Yani dan ustaz Habibullah. mendatangi Mapolda Sumut kemarin pagi. Para ulama ini bertemu dengan Kepala Polda Sumut Irjen Pol Oegroseno sekaligus berkomunikasi dengan tersangka Robin alias Pautan, Abdul Gani Siregar alias Gani dan M Khair.Pertemuan tersebut digelar di lantai dua gedung Direktorat Reskrim Polda Sumut.

...“Ini untuk dilakukan penelitian bersama-sama apa akar masalah,”ungkapnya...

Mohammad Hatta yang dihubungi wartawan melalui telepon seluler membenarkan ikut dalam rombongan tersebut. Dalam pertemuan itu, MUI diajak bersamasama oleh kepala polda untuk berdialog dan meninjau langsung keadaan ketiga tersangka yang diduga terlibat perampokan dan menyerang Polsek Hamparan Perak.

Hatta enggan menjelaskan secara terperinci pertemuan tersebut dengan alasan tidak memiliki wewenang menyampaikannya “Saya rasa lebih pantas pihak polda saja yang menjelaskan, ”tandasnya. MUI dan Polda Sumut akan bersama-sama melakukan penelitian terkait keberadaan jaringan kelompok para pelaku yang disebut- sebut membawa organisasi keagamaan. “Ini untuk dilakukan penelitian bersama-sama apa akar masalah,”ungkapnya.

Tembakan Di Gunung Sinabung Masih Diteliti

Polda Sumut dan jajaran Polres Karo belum menemukan keberadaan teroris atau aktivitas mencurigakan yang dilakukan kelompok bersenjata di kawasan Gunung Sinabung. Sebelumnya tiga warga negara asing (WNA), yakni Condra dan Charts keduanya asal Prancis serta Robert Gerrison asal Belanda mendengar suara letusan tembakan di Gunung Sinabung.

Kapolres Karo AKBP Ignatius Agung Prastyoko menuturkan, berdasarkan penelusuran personelnya setelah menerima informasi dari WNI tersebut, mereka hanya menemukan warga yang menggunakan senapan angin untuk berburu binatang.

...“Masih dalam penyelidikan kita. Sampai saat ini belum ada kita temukan kegiatan mencurigakan, apalagi yang dilakukan kelompok bersenjata di sekitar Sinabung,” katanya kemarin...

“Masih dalam penyelidikan kita. Sampai saat ini belum ada kita temukan kegiatan mencurigakan, apalagi yang dilakukan kelompok bersenjata di sekitar Sinabung,” katanya kemarin. Agung menambahkan, isu ataupun informasi tentang adanya kegiatan kelompok bersenjata di Sinabung memengaruhi perekonomian masyarakat Karo. Sebab, petani akan memilih tidak bekerja jika situasi di sekitar tempat tinggalnya tidak aman.

Mantan Kepala Satuan Idik/I Direktorat Rersese Narkoba Polda Sumut tersebut meminta agar masyarakat tidak menyebarkan isu yang dapat mengganggu situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Karo, terlebih daerah ini akan melaksanakan pemilihan kepala daerah (pilkada) dalam waktu dekat. “Misalnya, kemarin ada info yang melihat dua orang bawa senjata, ternyata orang kampung sekitar yang cari burung dengan senapan angin 4,55 mm,”pungkasnya. (Ibnudzar/sio)


latestnews

View Full Version