View Full Version
Selasa, 08 Feb 2011

Riset Kehidupan Beragama CRCS-UGM Menyesatkan & Sudutkan Umat Islam

JAKARTA (voa-islam.com) – Lagi-lagi umat Islam disudutkan dengan laporan-laporan penelitian para Islam phobi. Kali ini diungkap oleh CRCS-UGM. Yang menggelikan, tak ada yang berbeda dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh sejumlah LSM sebelumnya. Boleh jadi, karena  “mahzab”nya serupa, maka data-nya seperti copy paste, tendensius, tidak valid, dan tidak objektif.  Yang menarik, penelitian itu justru dibantah keras dan dipermalukan oleh seorang tokoh NU, Slamet Effendi Yusuf.

Dalam siaran pers-nya di Kampus UGM Jakarta, belum lama ini (1 Februari 2011), CRCS menyampaikan “Laporan Tahunan Kehidupan Beragama di Indonesia 2010”. Ini merupakan laporan ketiga yang diterbitkan CRCS sejak tahun 2008. Hasil penelitian ini disusun oleh Zainal Abidin Bagir, Suhadi Cholil, Endy Saputro, Budi Asyhari, Mustaghfiroh Rahayu, dan AA GN Ari Dwipayana (penulis tamu).

Hadir sebagai pembahas laporan tahunan tersebut, yakni: Slamet Effendi Yusuf (Ketua PBNU), Franky Budi Hardiman (STF Driyakarya), dan Yuni Chuzifah (Komnas Perempuan). Perlu diketahui, Program Studi Agama dan Lintas Budaya (Center for Religious and Cross-cultural Studies atau CRCS) adalah program S-2 (pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogjakarta, yang didirikan pada tahun 2000. Tiga wilayah studi yang menjadi focus pengajaran dan penelitian di CRCS adalah hubungan antaragama, agama dan budaya local, serta agama dan isu-isu kontemporer.

....CRCS selalu mempersalahkan umat Islam terkait pendirian gereja yang digugat umat Islam di beberapa tempat....

Ketika CRCS selalu mempersalahkan umat Islam terkait pendirian gereja yang digugat umat Islam di beberapa tempat, Ketua PBNU Slamet Effendy Yusuf, balik bertanya, “Kenapa giliran umat Islam yang ingin membangun masjid di Papua, tidak ada yang berteriak. Bahkan tidak dilaporkan dalam penelitian tersebut?” ujar Slamet yang juga Ketua Komisi Kerukunan Umat Beragama (KUB) Majelis Ulama Indonesia (MUI).           

Slamet memberi contoh, masyarakat Kristen Monokwari Papua Barat, misalnya, menyatakan keberatannya terhadap pembangunan masjid raya di Indonesia bagian timur tersebut. Begitu juga dengan Masjid Cendrawasih di Jayapura, bahkan di Wamena, ada musholla yang dibakar. Termasuk masjid di NTT Al Faidah, Kupang yang diganggu.

“Laporan ini datang dari orang NU sendiri. Kita tahu NU itu moderat, tidak ekstrim. Karenanya, CRCS jangan membuat laporan menyesatkan. Seharusnya data soal masjid yang ditolak warga Kristen juga harus dimuat dalam laporan ini. Sehingga menjadi objektif,” tandasnya gemes.

....CRCS jangan membuat laporan menyesatkan. Seharusnya data soal masjid yang ditolak warga Kristen juga harus dimuat dalam laporan ini. Sehingga menjadi objektif....

Slamet menyayangkan, jika selama ini kita selalu dipaksa untuk menerima laporan penelitian yang hanya menyenangkan stake holder dan pembaca. Bagaimana bisa objektif, jika sebuah laporan hanya bersumber dari kliping koran saja. Seharusnya, peneliti CRCS datang langsung ke lokasi. Perlu diketahui, tidak semua media yang  mengekspos permasalahan umat Islam. Kasusnya sunyi senyap. Lalu, kenapa hanya gereja saja yang dipersoalkan.

Slamet menilai laporan yang diteliti CRCS tidak berimbang dan tidak valid.  “Yang menjadi problem para peneliti adalah ketika menyangkut objektivitas. Apakah sudah valid atau hanya menyenangkan pembaca saja,” ujarnya tersenyum. [Desastian]


latestnews

View Full Version