SURABAYA (voa-islam.com) – Film "?" (tanda tanya) Hanung Bramantyo dikecam warga Nahdiyin karena melecehkan Banser NU sebagai sosok yang suka mengamuk. NU mendesak agar Hanung minta maaf kepada warga Nahdiyin dan merevisi film ini.
Banser Nahdlatul Ulama Cabang Kota Surabaya mengecam penayangan film berjudul "?" (baca: tanda tanya) garapan sutradara Hanung Bramantyo yang serentak diputar di bioskop-bioskop mulai hari ini, Kamis (7/4/2011), karena dinilai mendiskreditkan sosok Banser.
Sekretaris Satkorcab Banser Kota Surabaya, M Hasyim As'ari, Rabu (6/4), mengatakan, protes tersebut dilakukan karena dalam film tersebut Hanung menukil peran Soleh sebagai sosok Banser dengan beragam perannya sesuai fakta di masyarakat.
"Untuk mencegah peredaran film tersebut sangat tidak mungkin lantaran Kamis (7/4) sudah mulai diputar," katanya.
Dalam film tersebut, Banser versi Hanung digambarkan sebagai sosok yang mudah cemburu, dan dangkal pengetahuannya. Menurutnya, warga Nahdiyin terutama Banser NU sangat menyayangkan langkah Hanung yang tertutup dalam menggarap film dengan bahan mengambil kelompok-kelompok tertentu.
"Mestinya Hanung konfirmasi kepada tokoh-tokoh Banser sebelum membuat skenario, sehingga tidak membuat ketersinggungan. Hanung sutradara top, namun pengetahuanya soal NU terutama Banser saya nilai nol besar, terbukti sosok Banser yang dimunculkan sebagai tokoh sentral dalam filmnya justru mendiskreditkan Banser," katanya.
....Pengetahua Hanung soal NU terutama Banser nol besar, terbukti sosok Banser yang dimunculkan sebagai tokoh sentral dalam filmnya justru mendiskreditkan Banser....
Untuk menyikapi pelecehan film Hanung terhadap Banser NU, Hasyim dan seluruh anggota Banser Surabaya pada Rabu (6/4) kemarin menggelar rapat sehubungan dengan rencana pemutaran film tersebut dan meminta kepada masyarakat yang menyaksikan film tersebut untuk tidak menanggapi serius.
"Sebab, kata dia, tidak semuanya yang dituangkan Hanung benar adanya," tukasnya.
"Saya yakin masyarakat sudah paham, siapa Hanung sebenarnya, bahkan dalam film Sang Pencerah yang mengusung tokoh Muhammadiyah dia juga berusaha memunculkan orang NU di dalamnya, meski lagi-lagi tidak sesuai kepribadian orang Nahdliyin, itulah Hanung," katanya.
Menurut Hasyim, Hanung harus meminta maaf kepada para tokoh Banser sekaligus merevisi film tersebut. "Banyak yang tidak terima penggunaan seragam Banser yang tanpa meminta izin itu," kata dia.
....Hanung harus meminta maaf kepada para tokoh Banser sekaligus merevisi film tersebut....
Sebelumnya, Ketua PP GP Ansor Nusron Wahid juga tidak sepakat dengan isi film Tanda Tanya karya Hanung yang cenderung mendiskreditkan Banser di mata umum.
"Masa ada Banser digambarkan suka mengamuk, dan menganggap Banser adalah pekerjaan. Ini kan tidak benar. Banser itu pengabdian sebab tidak digaji," ujar Nusron. [taz/ant, mi]