View Full Version
Kamis, 19 May 2011

Perubahan Sosial-Politik Timur Tengah: Saatnya Umat Islam Bersatu Raih Kejayaan

YOGYAKARTA (voa-islam.com) – Menanggapi berbagai isu sosial dan politik yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MPO menjadi tuan rumah mewakili Indonesia sebagai panitia dalam Seminar Internasional yang ketujuh –sebelumnya, Seminar Internasional keenam digelar di Sudan. Seminar bertajuk "Sosio-Political Change in the Islamic World: Challenges and Opportunities" ini dihadiri para delegasi pemuda dari berbagai negara muslim, yang ikut serta sebanyak 20 dan beberapa utusan elemen mahasiswa local.

Kegiatan ini dilaksanakan di Jogja (17/5/2011) di Aula Gedung Universitas Gajah Mada,  langsung dibuka oleh Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso yang juga Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan dilanjutkan dengan seminar oleh Bapak Amien Rais Mantan ketua PP Muhammadiyah dan Bapak Anwar Ibrahim, tokoh oposisi Malaysia.

Seminar ini bertujuan untuk menyatukan suara kaum muda dari berbagai negara muslim, pada saat terakhir ini dihadapkan dengan berbagai konflik pembaharuan politik di negaranya oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, setelah beberapa negara muslim, kaum mudanya telah menundukkan pemerintahan dengan demonstrasi besar-besaran seperti yang terjadi di Sudan, Bahrain, Mesir, Libya dan Tunisia.

Ketua Umum HMI MPO, M Chozin Amirullah menyatakan bahwa gejolak yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara, sebagian besar dilakukan oleh Kaum muda dan Mahasiswa. Implikasi di lapangan berbeda dengan sistem yang akan dilakukan, banyak pihak mengambil manfaat atas kemelut yang terjadi.

Di lain pihak, ada negara yang senang dan ikut campur dalam memanaskan gejolak yang terjadi, memberikan bala bantuan dana hanya untuk menghancurkan negara yang selama ini tenang dan damai. “Demokrasi dan HAM menjadi pilar yang selalu mereka angkat tetapi kenyataannya HAM itu sendiri tidak mereka tegakkan,” ungkap Chozin.

Sementara itu, Priyo Budi Santoso menjelaskan bahwa kekerasan yang terjadi dan demonstrasi besar-besaran yang tengah terjadi bukan memberikan solusi malah memperburuk keadaan negara muslim karena ada yang memanfaatkan dan sengaja membuat konflik ini. Priyo juga optimis bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menyelesaikan konflik di Timur Tengah. “Indonesia sebagai negara mayoritas kaum muslimin, bisa menjadi pihak ketiga dalam menyelesaikan gejolak yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika,” jelasnya.

Islam mengajarkan keadilan, tidak mengajarkan kekerasan, begitu juga dengan agama lain yang ada di dunia. Islam bukan sebagai sebuah ketakutan yang harus dibenci seperti yang terjadi di Barat. Agama Islam telah sempurna melalui Rasulullah sebagai suri teladan untuk umat manusia. “Untuk menghadapi kekerasan yang terjadi pada negara muslim, umat Islam harus bersatu, sekarang saatnya untuk selalu bekerjasama untuk saling bersatu agar menjadi jaya kembali,” tutur Priyo. [taz]


latestnews

View Full Version