View Full Version
Selasa, 06 Sep 2011

WikiLeaks: Lee Kuan Yew Bilang, Islam Adalah Agama Beracun

Singapura (voa-islam) - Menurut WikiLeaks, dalam laporan komunikasi bocor oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Singapura, mantan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Kuan Yew Lee berkata Islam adalah ‘agama yang beracun’ (venomous religion).

Lee menyampaikan hal tersebut saat bertemu Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton yang tengah berkunjung ke negaranya. Ketika itu, Clinton masih seorang senator. Namun, Lee yang dikutip Straits Times, menyangkal klaim ini. “Tak ada bagian dalam notulen pertemuan yang menyatakan saya mendeskripsikan Islam sebagai racun,” kata Lee.

Ia bahkan menyangkal melontarkan kalimat yang memberi kesan demikian. Bocoran dokumen dari WikiLeaks ini merupakan salah satu dari 700 dokumen yang berasal dari Kedubes AS di Singapura.

Lee Kuan Yew mengatakan bahwa dia mengaku salah atas pernyataannya bahwa masyarakat muslim di negeri kota itu menghadapi kesulitan dalam berintegrasi dengan penduduk Singapura lainnya, demikian media Singapura melaporkan seperti dikutip AFP, Selasa (8/3).

Dalam satu pernyataannya, Lee mengatakan bahwa pandangan kontroversialnya itu –yang termaktub dalam buku “Lee Kuan Yew: Hard Truths to Keep Singapore Going” dan diterbitkan pada Januari– telah usang.

“Hard Truths adalah sebuah buku yang didasarkan pada 32 wawancara dalam jangka waktu dua tahun. Saya menyampaikan komentar yang satu itu (yaitu) mengenai integrasi warga muslim dengan komunitas lainnya, kemungkinan besar dua atau tiga tahun lalu,” kata Lee dalam satu pernyataan tertulisnya di media lokal.

“Para menteri dan anggota parlemen, baik orang Melayu maupun non-Melayu, telah berkata pada saya bahwa warga Melayu Singapura sebenarnya telah melakukan upaya-upaya khusus untuk berintegrasi dengan komunitas lainnya, terutama sejak (Serangan Teror) 9 September, dan perkataan saya itu sudah ketinggalan zaman,” tambah Lee.

Singapura mayoritas berpenduduk keturunan Cina, sementara ras-ras minoritasnya di antaranya adalah Melayu dan India. "Saya mengaku keliru.  Saya harap bahwa kecenderungan ini akan berlanjut di masa datang," kata Lee (87), yang tetap menjadi penasihat pemerintah berpengaruh lewat posisinya sebagai menteri utama.

Pernyataan ini disampaikan menyusul ungkapan ketidaksenangan komunitas muslim Singapura atas pernyataan Lee di bukunya itu, di tengah harapan besar bahwa pemerintah akan menyerukan pemilu tahun ini.

Dalam buku itu, Lee menegaskan bahwa kaum muslim Singapura menghadapi kesulitan berintegrasi karena kepatuhan mereka kepada ajaran-ajaran Islam, dan mendesak umat Muslim untuk “menjadi kurang ketat dalam menjalani ketaatan Islam.

“Saya akan katakan sekarang bahwa kita bisa mengintegrasikan semua agama dan ras, kecuali Islam,” kata Lee dalam bukunya itu.

“Saya kira kita tengah berproses sangat baik sampai kemudian Islam datang, dan jika Anda tanya mengenai pengamatan saya, maka komunitas-komunitas lain lebih mudah berintegrasi –dalam berteman, pernikahan dan seterusnya,” kata Lee. (Desastian)

 


latestnews

View Full Version