View Full Version
Senin, 26 Sep 2011

Muslim Ambon Trauma, Perusuh Salibis 9/11 Memakai Bom dan Senjata Api

AMBON (voa-islam.com) – Dua pekan lebih pasca insiden 9/11 yang menghanguskan masjid dan ratusan rumah warga Muslim, pengungsi Muslim Ambon masih trauma. Pasalnya, dalam kerusuhan yang menewaskan beberapa pemuda Muslim itu, perusuh Kristen mendominasi bentrokan dengan bom dan persenjataan yang lengkap.

Selain tidak adanya jaminan keamanan dari pemerintah, salah satu alasan warga Muslim tetap bertahan di pengungsian adalah trauma terhadap keberingasan perusuh Kristen dengan persiapan perang yang lengkap bom dan senjata api yang lengkap dalam insiden 9/11.

Di temui di pengungsian, Ibu Sunni, nama alias, salah seorang warga yang menjadi saksi mata dalam insiden berdarah 9/11 menuturkan bahwa bentrok antara perusuh Kristen dengan pihak Islam sangat tidak imbang, baik dalam jumlah maupun persenjataan. Meski menyebut banyak korban dari pihak Islam, ibu berusia 40 tahun ini tidak bisa memastikan berapa jumlah pasti korban. “Katong seng bisa bilang berapa yang meninggal karena katong seng tahu. Katong mau bilang lagi nanti kalau begini jadi fitnah, seng mau cari masalah kan,” ujarnya kepada voa-islam.com, Ahad lalu.

Pihak Islam, tutur Sunni, sama sekali tidak ada persiapan dalam bentrok 9/11 itu. Berbeda dengan pihak Kristen yang sudah siap tempur dengan senjata api. Akibatnya, banyak pemuda Muslim yang tertembak dalam bentrok 9/11.

“Anak-anak banyak yang ditembak senapan. Katong ni seng, tanpa persiapan. Kalau di sana barangkali ada persiapan, karena katong ketemu anak-anak banyak kena senapan termasuk beta punya anak laki-laki. Beta punya anak laki-laki kena di sini (sambil menunjuk ke kaki, red). Kepalanya kena batu. Bayangkan begitu jauhnya dorang itu kok bisa sampai di Telkom batunya itu,” kenangnya.

Trauma warga Muslim terhadap bom dan senjata api pihak Kristen itu bukan isapan jempol. Berdasarkan data resmi yang diperoleh wartawan voa-islam.com dari Rumah Sakit Umum Al-Fatah Ambon, beberapa korban dari pihak Muslim meninggal akibat bom dan peluru senjata api.

Dalam daftar Nama Pasien-Pasien Korban Bencana Konflik yang meninggal di RSU Al-Fatah Ambon tanggal 11 September 2011, terpampang dua di antaranya meninggal karena bom dan peluru senjata api.

Ismail Samal (20), warga Batu Merah tercatat meninggal dengan diagnosa: “Robek daerah abdomen karena bom sampai kena isi abdomen.”

Sedangkan Sahroni Ely (20), warga Asilulu, tercatat meninggal dengan diagnosa: “Luka peluru dari dagu tembus belakang kepala, kena otak.”

Selain dari korban meninggal, RSU Al-Fatah juga mencatat puluhan korban luka baik luka parah maupun luka ringan akibat senjata api. Berikut nama-nama korban luka akibat peluru senjata api:

1. Yamin (29), warga Suabali, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak tembus perut, dioperasi tanggal 12/9/2011.”

2. Irfan Talakua (29), warga Batu Merah, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak tembus pada paha di kemaluan.”

3. Abdul Saban (25), warga Batu Merah, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Tembakan peluru di daerah perut.”

4. Agil (23), warga Parigi Lima, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak peluru di bahu, dioperasi tanggal 15/9/2011.”

5. Syarifuddin Samal, warga Waringin, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembakan cis bagian abdomen belakang, peluru masih ada dan perlu operasi lanjut ke Surabaya atau Jakarta.”

6. Akbar Sila (30), warga Belakang Mesjid, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di kepala bagian kiri.”

7. Abdullah Malawat (45), warga Mamala, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di kepala bagian kiri.”

8. Kadri (24), warga Wara Air Kuning, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di bagian perut.”

9. Fahri Hamdani (18), warga Waringin, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di perut.”

10. Naju Z, warga Silale, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di dada kiri.”

11. Asrul Tianotak (24), warga Batu Merah, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di pantat serta luka robek pada tumit dan kaki.”

12. Safa Mustaga (35), warga Soabali, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembakan pada perut bagian kiri dan luka lempar di pelipis kanan.”

13. Nasrun Ohorella (34), warga Waringi, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di perut kanan.”

14. Al (17), warga Waringin, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di perut dan luka lempar di kaki kiri.”

15. Muhammad Saleh (39), warga Galunggung, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di dahi.”

16. Ito Rahman (42), warga PERMI, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka robek bagian dahi dan luka tembak di kaki.”

17. Abu Lutfi (31), warga Batu Merah, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di paha kanan atas.”

18. Muhammad Mapi (50), warga Kebun Cengkeh, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di bagian belakang.”

19. Madi (30), warga Talake, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di bagian belakang/punggung.”

20. Ahmad (18), warga Waihong, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di tangan kanan bagian atas.”

21. Abdul Rahman (23), warga Waihong, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di bagian belakang bawah.”

22. Akil (23), warga Perigi Lima, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di tangan kanan atas.”

23. Ramli Kun (26), warga Hitu Lima, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di tangan kanan.”

24. Abdul R. Rumalean (23), warga Perigi Lima, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di jari tengah tangan kiri.”

25. Akbar (21), warga Kebun Cengkeh, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di perut.”

26. Said Hasan Al-Hamid, warga Batu Merah, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak pada tangan kiri.”

27. Fadli, warga Talake, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di tangan kanan/peluru masih ada.”

28. Ari Manuputty, warga STAIN, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak pada kaki kanan.”

29. Rudi, warga Waringin, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak pada kaki kiri.”

Tono  (23), warga Aspol Perigi Lima, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di bagian punggung.”

30. Barraq (24), warga Ponegoro, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di kaki.”

31. Rahmat Hidayat (24), warga Waringin, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di kaki bagian kanan.”

32. Hermanto (26), warga Waihong, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di bagian punggung.”

33. Dier (25), warga Batu Merah, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di paha.”

34. Rusdi Patty (35), warga Batu Merah, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di kaki.”

35. Ode Darwan (24), warga Namlea, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di tangan kanan.”

36. Hawalin (45), warga Waringin, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di tangan.”

37. Abdullah Rumodar (48), warga Batu Merah, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak senjata cis di bagian leher.”

38. Naju (23), warga Silale, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka pada dada dekat leher akibat tembakan senjat cis.”

39. Gadri (24), warga Lorong Arab, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Tembakan cis dari perut.”

40. Alkandi Sulaiman (16), warga Waihong, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak senjata cis pada tangan kanan.”

41. Achmad Latuconsina (24), warga Silale, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak senjata cis di tangan kanan.”

42. Ridwan Rumalean (26), warga Batu Merah Dalam, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak senjata cis di bagian belakang.” [taz/ahmed widad]


latestnews

View Full Version