View Full Version
Jum'at, 14 Oct 2011

Beda Ijtihad, Aktivis Bom Cirebon Klaim Ustadz Abu Bakar Ba'asyir Murtad?

Jakarta (voa-islam) - Tidak dipungkiri, kelompok bom Cirebon adalah para aktivis Islam yang sangat bersemangat dan pernah belajar kepada Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Namun karena beda pendapat merekan menyatakan keluar dari Jama'ah Anshorut Tauhid (JAT). Ditengarai, mereka mengganggap Ustadz Abu murtad setelah mereka berguru kepada orang lain.

Hal itu dijelaskan Juru Bicara Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Media Centre, Ustadz Son Hadi kepada voa-islam.com di Jakarta.

“Kita mendengar bahwa mereka menganggap Ustadz Abu murtad, berselisih paham atau seperti itu. Tapi terus terang kita belum mendengar langsung ungkapan itu, bahwa Ustadz Abu murtad karena memakai jasa TPM. Apakah itu kesimpulan dari pendengar ucapan atau memang ucapannya memang spesifik seperti itu," jelas Son Hadi.

"Yang pasti, kata Son Hadi, orang yang belajar tidak bisa dibatasi. Imam Syafii saja gurunya ada 800. Perbedaan pendapat itu biasa, namun tetap ada ruang untuk didiskusikan antara murid dengan sang guru. Kalau setiap orang pernah berguru, lalu dihubung-hubungkan dengan JAT, saya kira itu tidak tepat,” lanjut Son Hadi.

Son Hadi mengakui, JAT masih terus berbenah diri dalam mengatur internal  organisasi.  Memang, tidak mudah untuk menjadi anggota JAT, harus melalui daurah, memahami materi pokok keislaman, aqidah dan manhaj yang benar, serta adanya kewajiban untuk berjama’ah.  “Saat ini kita mengandalkan daftar muwahadah, markaz lah yang menentukan seseorang menjadi anggota.  Pernah ada yang mengusulkan untuk membuat kartu anggota JAT.

Saat JAT berdiri, dan baru berumur tiga tahun, amir JAT sudah ditangkap. Hal inilah yang menimbulkan sedikit kegoncangan. Padahal, segala kebijakan sudah hampir berjalan. JAT saat ini telah melakukan semacam penyaringan.  Terlebih,  mulai banyak orang yang menjauhi Ustadz Abu. Sebagian diantaranya telah mengundurkan diri . Untuk saat ini, penguatan jamaah belum bisa dilakukan secara optimal.

“Kita ingin mengadakan  open house untuk menjelaskan apa itu JAT. Agar tidak ada lagi pihak tertentu yang suka mengait-ngaitkan setiap kali peristiwa pengeboman di Indonesia dengan anggota JAT,” kata Son Hadi.

Misi JAT

Dijelaskan Son Hadi, konsep JAT adalah dakwah dan jihad. Itu dilakukan secara step by step dengan penjelasan tauhid, amar ma’ruf nahi munkar, bukan sekdar lips service.  “Sikap JAT jelas, setiap ijtihad harus sesuai syar’I, dan perlu didiskusikan sah atau tidaknya suatu tindakan. Jadi, tidak ada pola JAT yang mengarahkan anggotanya untuk melakukan aksi pengeboman tanpa landasan syar’i.”

“Memang, bicara ijtihad, setiap orang bisa beda pendapat. Hanya saja, orang sudah tahu, bahwa Ustadz Abu adalah tokoh yang dikenal sebagai anti thogut. Sehingga Ustadz Abu acapkali dianggap sebagai the real enemy  yang harus didahulukan,” tukas Son Hadi.

Kata Son Hadi, "Ustad Abu sendiri tidak menyetujui tindakan bom Cirebon dan bom Solo yang dinilainya tidak dibenarkan oleh syariat. Kita tidak tahu seseorang mendapat ilmu dari guru mana, sehingga melakukan itu.” [Desastian]

Berita terkait:

  1. Klarifikasi Berita Soal Takfir Aktivis Bom Cirebon terhadap Ustadz Abu Bakar Ba'asyir
  2. Beda Ijtihad, Aktivis Bom Cirebon Klaim Ustadz Abu Bakar Ba'asyir Murtad?

latestnews

View Full Version