View Full Version
Kamis, 23 Feb 2012

Rhoma Irama Temui Habib Rizieq, Tabayun Kasus Palangkaraya-Kalteng

JAKARTA (VoA-Islam) - Kemarin, Rabu (22/2) sore, sekitar pukul 16.30, Raja Dangdut Haji Rhoma Irama yang mengatasnamakan Fahmi Tamami (Forum  Silaturahmi Ta`mir Masjid dan Mushola Indonesia) menyambangi markaz Dewan Pimpinan Pusat Front Pembela Islam (DPP FPI) di Jl.Petamburan III, Jakarta-Pusat, untuk mengkonfirmasi peristiwa penyerbuan masyarakat Dayak terhadap empat pimpinan FPI Pusat di Bandara Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Ba’da Asyar, Rhoma diterima langsung oleh Ketua Umum FPI Habib Rizieq Syihab.

Dalam kunjungannya itu, Rhoma selaku  Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Fahmi Tamami didampingi oleh Sekjennya, Lutfi. Sementara itu, dari pihak FPI hadir beberapa petinggi FPI, diantaranya: Habib Muhsin Al Attas, Habib Salim alias Habib Selon, KH. Misbahul Anam, Ustadz Maman Suryadi, dan sebagainya.

Maksud kedatangan Raja Dangdut yang juga pendakwah ke markaz FPI, seperti dikatakan Rhoma adalah untuk meminta penjelasan secara akurat terkait insiden yang terjadi di Bandara Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Rencananya, penjelasan Habib Rizieq kepada Fahmi Tamami yang dipimpin oleh H. Rhoma,  akan disampaikan dalam pertemuan Forum Ulama dan Habib Betawi di Jakarta, Ahad (26/2) besok, ba’da Dzuhur di kediaman mantan Ketua Umum PBNU KH. Hasyim Muzadi,untuk dicarikan solusi dan penyelesaiannya.

"Fahmi Tamami bersama Forum Ulama dan Habib Betawi concern terhadap kasus FPI. Adapun agenda dalam pertemuan nanti, akan dibahas kronologis evaluasi,  solusi bersama dan sekaligus mempertahankan eksistensi FPI. Mengingat banyak tangan-tangan dari luar untuk ikut campur dengan memanfaatkan situasi, lalu mendesak agar FPI dibubarkan. Kita berkomitmen untuk mencari solusi yang terbaik," kata Rhoma yang sore itu mengenakan pakaian hitam-hitam.

Teras Narang Gerah

Dalam kesempatan itu Ketua Umum FPI Habib Rizieq Syihab kembali menjelaskan kronologis peristiwa yang terjadi di Palangka Raya. Menurut Habib, ada tiga faktor penyebab kenapa terjadi gerakan penolakan FPI di Palangka Raya.

Pertama, dalam dua tahun terakhir ini, dakwah FPI di Kalteng semakin intensif, dimana dakwah FPI masuk ke kantong-kantong muslim, khususnya di Kota Sampit. Dakwah tersebut membuahkan hasil, dimana rekan-rekan FPI telah  menyatukan berbagai ragam suku di Sampit dan berbegai daerah, sehingga mereka tidak bertikai, khususnya antara Dayak Muslim, Madura, Bugis, dan Makasar, yang populasinya cukup banyak. Tak dipungkiri, hubungan antara etnis Madura dan Dayak sangat tidak harmonis. Justru kehadiran FPI disana,  mencoba untuk merajut kedua etnis itu, dan Alhamdulillah berhasil.

Lebih lanjut, Habib Rizieq menjelaskan, saat pilkada lalu, FPI menggerakan dan mengusung satu calon muslim untuk bertarung melawan Teras Narang, Cagub Kalteng yang kini terpilih sebagai Gubernur Kalteng. Ketika itu upaya sudah maksimal, berhasil menyatukan berbagai kompenen, termasuk bersatunya partai Islam.

Satu minggu sebelum pendaftaran calon kepala daearah ditutup, terjadi pengkhinatan yang dilakukan oleh oknum partai Golkar disana, dalam hal ini wakil ketuanya. Padahal yang akan didukung partai Islam di sana adalah Ketua Golkar. Namun, karena wakil ketua Golkar diiming-imingi oleh Partai Demokrat untuk memilih Cagub diluar partainya.

Dengan demikian, Cagub dari Muslim ada dua calon. Sehingga saat pilkada, suara umat Islam terpecah, kemudian kalah. Padahal selisih kekalahan itu hanya tiga persen saja.  “Kalau suara itu tidak dipecah kita sudah menanag pilkada, dan Teras Narang sudah tidak berkuasa lagi,” kata Habib.

Ada rentetan peristiwa, sebelum penyerbuan gerombolan preman yang mengatasnamakan masyarakat Dayak terjadi. Kenapa Teras Narang begitu benci dengan kehadiran FPI di Kalteng.

Menurut Habib,  FPI melakukan gerakan dakwah di berbagai daerah di Kalteng untuk tujuan dakwah, ekonomi dan politik. Walaupun FPI sebenarya bukan partai politik, tapi apa yang dilakukan ditujukan untuk kepentingan umat Islam. Hal itu membuat Teras Narang sangat gerah dengan langkah-langkah FPI. Desastian


latestnews

View Full Version