View Full Version
Selasa, 04 Sep 2012

Ayah Muchsin: Anak Saya Mati Syahid

JAKARTA (voa-islam.com) - Selain Farhan Mujahid, Muchsin Tsani adalah salah satu dari 2 orang yang gugur dalam penembakan oleh Densus 88 di Jalan Veteran, Solo pada Jum’at malam (31/8/2012).

Pria berusia 19 tahun ini merupakan seorang remaja yang besar di kawasan Condet, Jakarta Timur. Keseharian semasa bersekolah di SMP 126, dia dikenal sebagai seorang anak yang pendiam.

"Orangnya pendiam," kata Kepala Sekolah SMP 126 Kuslani, saat ditemui di kantornya di Condet, Jaktim, Senin (3/9/2012). Saat menempuh pendidikan di sekolah tersebut, prestasi Muchsin terhitung biasa-biasa saja.

Lulus dari SMPN 126 Jakarta Muchsin lalu melanjutkan sekolahnya di Kuliyyatul Mu'alimin Al-Islamiyyah (KMA, sekolah khusus agama setingkat SLTA) di Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo. Karena berasal dari sekolah umum maka Muchsin terlebih dulu mengikuti pendidikan takhassus (persiapan) selama setahun di sana.

Di Mata Keluarga Muchsin Suka Membantu Orang Tua

Di mata keluarganya Muchsin dikenal berperilaku baik. Ia tinggal bersama ayahnya yang bernama Muslimin dan ibu tirinya Ziny Hasanah di Gang Haji Latif, Kramat Jati, Jakarta Timur. Menurut ibu tirinnya, Ziny Hasanah (41) Muchsin anak yang suka membantu orang tua.

"Anaknya baik sih. Suka membantu mencuci piring, ringan tangan begitu," kenang Ziny, di kediaman ayah Muchsin, Gang Haji Latif, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (3/9/2012).

Ibunda Muchsin tidak menyangka jika anak tirinya dituduh terlibat kasus terorisme seperti yang dikatakan aparat, sebab kesehariannya Muchsin dikenal sebagai anak yang sopan. Apalagi usia Muchsin masih terbilang muda. "Tidak menyangka banget soalnya anaknya sopan," kata Ziny.

Ziny terakhir bertemu Muchsin saat Idul Fitri bulan Agustus 2012. Muchsin bahkan ikut renang bersama keluarga.

Di tempat yang sama, Muslimin, ayah kandung Muchsin membenarkan jika anaknya gugur dalam penembakan oleh Densus 88 di Solo, pada Jum’at malam. Namun sama seperti istrinya, ia tak yakin tuduhan aparat yang menyatakan anaknya seorang teroris.

"Dia ramah, suka bercanda. Makanya saya nggak begitu yakin yang diduga teroris adalah anak saya," kata Muslimin.

Wasiat Terakhir Muchsin

Sebelum gugur ditembak Densus 88, Muchsin sempat menulis wasiat untuk keluarganya. Surat yang ditulis pada secarik kertas itu ditemukan dalam buku bersampul coklat milik Muchsin. Isi surat tersebut adalah permintaan maaf dirinya kepada sang ayah karena tak bisa lagi membantunya seperti sediakala.

"Sebelumnya aku minta maaf apabila dalam keseharianku punya salah sama Bapak. Dan aku juga minta enggak bisa bantu Bapak di rumah lagi. Aku sangat berterima kasih sama Bapak," tulis Muchsin dalam buku seperti yang ditunjukkan ayahnya.

Dalam buku tulis itu juga tersimpan coretan-coretan tangan dalam tulisan sambung. Tak jelas kata-kata yang ditulis Muchsin dalam buku tersebut.

"Saya temukan hari Minggu kemarin," jelas Muslim memberi keterangan.

Sang ayah tak mengerti mengapa Muchsin menuliskan kata-kata itu. Dia juga tak punya firasat anaknya gugur dalam penembakan di Solo.

Anak Saya Mati Syahid

Muslimin, ayah Muchsin (19) mengaku ikhlas anaknya gugur ditembak Densus 88 di Solo, Jum’at lalu. Dia pun yakin anaknya mati syahid karena perjuangannya.

"Saya ikhlas. Walaupun anak saya sudah meninggal, itu mati syahid," jelas Muslimin saat ditemui di rumahnya di Batu Ampar, Jaktim, Senin (3/9/2012).

Muchsin merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Ibunya sudah meninggal sejak lama. Muchsin diasuh ibu tiri sejak kecil. Selama tinggal di Jakarta bersama keluarga, Muslimin mengaku anaknya itu tak pernah neko-neko.

"Saat pergi pamit ke Solo, pada 26 Agustus dia mengaku mau bantu temannya di yayasan yang punya lahan untuk bisnis ikan," jelas Muslimin.

Muchsin disekolahkan di pesantren sejak lulus SMP 126 Jaktim pada 2007 lalu. Menurut Muslimin, anaknya setelah lulus pesantren sempat mengajar mengaji di Solo.

"Sekarang saya sudah ikhlas apapun itu," tutup Muslimin yang bekerja serabutan ini. [Widad/dtk]


latestnews

View Full Version