View Full Version
Selasa, 11 Sep 2012

Ustadz Syawal Khan: Amaliyah Haruslah Memiliki Strategi & Perencanaan

BEKASI (voa-islam.com) - Kasus penembakan oleh Densus 88 terhadap dua pemuda mujahid di Solo (Farhan dan Muchsin) beberapa waktu lalu membuat nurani ustadz Ahmad Syawal Khan terusik.

Ustadz kelahiran Sulawesi Tenggara, pada 1973 ini sependapat dengan para aktivis dan pengamat yang mencium adanya sejumlah keganjilan dalam peristiwa tersebut.

“Kenapa Densus yang meninggal itu langsung dikebumikan tidak diotopsi, ada apa? Jadi banyak hal kejanggalan-kejanggalan,” ujarnya kepada voa-islam.com usai menjadi moderator dalam majelis Ilmu Ar Royyan di Masjid Muhammad Ramadhan, Bekasi, pada hari Ahad (9/9/2012).  

Apa pun itu, jika benar amaliyah itu dilakukan oleh mujahidin ustadz Syawal Khan tetap menghargai upaya tersebut. “Kalau teman-teman dalam hal ini berniat melakukan sesuatu, itu niatnya di sisi Allah Ta’ala, jadi dalam hal ini tergantung pada niatnyalah,” kata pengurus Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) ini.

Ustadz Syawal, sapaan akrabnya, sebenarnya tidak mempersoalkan apa pun amaliyah (kegiatan) yang dilakukan mujahidin, namun menurutnya hal itu haruslah memiliki perencanaan yang matang.

“Berbicara tentang kegiatan Islam, ada kegiatan yang sifatnya strategis yang lebih besar, ada kegiatan Islam yang sifatnya operasional. Lalu mana yang harus didahulukan? Yang mana saja, yang penting orang yang melakukan aktivitas itu mempunyai perencanaan,” tutur ustadz alumnus Akademi Militer Mujahidin di Afghanistan tersebut.  

...ada kegiatan yang sifatnya strategis yang lebih besar, ada kegiatan Islam yang sifatnya operasional. Lalu mana yang harus didahulukan? Yang mana saja, yang penting orang yang melakukan aktivitas itu mempunyai perencanaan

 

Ia juga menambahkan, alangkah baiknya jika setiap amaliyah yang dilakukan mengandung nilai dakwah. “Apa pun kegiatan yang kita lakukan itu ada nilai dakwahnya, ada misi Islamnya, setelah kegiatan itu ada orang yang simpati kemudian mereka mau menegakkan Islam bersama-sama,” ucap praktisi jihad Internasional itu.

Untuk itu ia menyarankan agar para aktivis Islam memiliki strategi, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang, demikian pula operasional di lapangan. Hal ini semata-mata agar amaliyah yang dilakukan memiliki efektifitas yang maksimal.

Namun demikian, ia juga mengakui beberapa kelemahan di kalangan aktivis Islam yakni tak adanya wadah untuk duduk bersama antar harokah Islamiyah. “Kelemahan kita disini sebenarnya kita tidak punya link untuk semua harokah Islam sehingga kita bisa duduk bersama-sama,” imbuhnya. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version