View Full Version
Ahad, 23 Sep 2012

Umat Islam di Surabaya Serukan Pemutusan Hubungan Diplomatik Amerika

SURABAYA (voa-islam.com) - Setelah kaum Muslimin dihina oleh film Amerika “Innocence of Muslims”, muncul lagi kartun karikatur penghinaan terhadap Nabi shalallahu alaihi wa sallam di sebuah majalah mingguan Perancis, Charlie Hebdo.

Untuk itu, sebagai pembelaan terhadap Nabi atas penghinaan  oleh orang-orang kafir tersebut, Jumat siang (21/9/2012) ribuan kaum Muslimin dari beberapa daerah di Jawa Timur mendatangi gedung eks Konsulat Jenderal Amerika Serikat dan Konsulat Jenderal Perancis di Surabaya.

Massa yang terdiri dari gabungan beberapa ormas seperti Jama’ah Anshorut Tauhid (JAT), Front Pemuda Pembela Nabi, Masyarakat Pecinta Rasulullah, Masyarakat Indonesia untuk Syariat Islam (MISI), Ummatan Wasathan dan elemen-elemen Islam lainnya telah berkumpul di masjid Al Falah sejak shalat Jum’at. Sejumlah ormas tersebut tergabung dalam Gerakan Masyarakat Islam Surabaya (GAMIS).

Dalam aksi ini kaum muslimin menyampaikan beberapa tuntutan antara lain; pemerintah Indonesia  wajib protes dan memutuskan hubungan diplomatik dengan AS dan negara-negara penghina Nabi serta yang memusuhi Islam dan kaum Muslimin.

Mereka juga meminta kaum Muslimin Indonesia membangkitkan ruh jihad untuk Indonesia yang bersyariat Islam, serta berani mengusir diplomat AS dan Perancis serta sekutu dan kepentingannya yang terbukti hanya merugikan kaum Muslimin.

Selain itu juga menyerukan kepada umat Islam di manapun berada agar mempersiapkan diri dan bersatu, bersama dengan Mujahidin melakukan perlawanan terhadap musuh Islam, Kristen dan Yahudi yang diwakili oleh Amerika Serikat dan Israel serta sekutu-sekutunya seperti yang sedang dan terus bergulir di seluruh belahan dunia.

Dalam aksi ini kaum Muslimin juga menyegel gerai makanan siap saji asal Amerika, yakni McDonald, Pizza Hut, dan KFC di sepanjang Jalan Darmo. Pihak gerai lebih memilih tutup pada hari Jumat tersebut. “Sebagian laba restoran ini untuk mendanai gerakan anti-Islam” ujar Ustadz Zulkarnain Yusuf, juru bicara aksi tersebut.

Beberapa orasi dalam aksi ini pun mengobarkan semangat kaum Muslimin untuk berjihad melawan negara kafir Amerika dan sekutunya. Kaum Muslimin peserta aksi ini juga meminta kepada para aparat kepolisian dan TNI yang selama ini selalu membela kepentingan negara kafir Amerika dan berhadapan dengan kaum Muslimin, agar berbalik arah, keluar dari intitusi tersebut dan bergabung bersama Mujahidin membela Allah dan Rasul-Nya.

Ketakutan pihak Amerika dan Perancis sangat terlihat dalam aksi damai kaum Muslimin ini. Aparat kepolisian bersenjata lengkap diturunkan. Sikap paranoid aparat terlihat dengan banyaknya jumlah personel yang terlibat.

Berdasarkan keterangan yang didapat, sebanyak 1.800 personel gabungan kepolisian daerah Jawa Timur dan aparat TNI diturunkan untuk mengamankan obyek-obyek vital milik negara Amerika maupun Perancis.

Dari pengamatan di lapangan, sejak berangkat dari masjid Al Falah, jalan Raya Darmo, melewati McDonald, Pizza Hut dan KFC, massa kaum Muslimin dibuntuti oleh personel polisi bersenjata lengkap dengan menaiki motor trail. Selain itu juga disiagakan personel TNI, polisi anti huru-hara, mobil water canon, sekelompok polwan dan anjing pemecah kerumunan.

Sepanjang aksi, kaum Muslimin yang membawa poster bendera hitam bertuliskan lailahailallah muhammad rasulullah, tak henti-hentinya meneriakkan pekikan takbir, syahadat dan sholawat, serta kecaman terhadap penghina nabi.

Massa yang semuanya adalah laki-laki juga meneriakkan “sabiluna...sabiluna: al jihad...al jihad (Jihad jalan kami)” serta “Obama..Obama.., kulluna Usamah (Hai Obama, kami semua Usamah).

"Kami rela mati daripada hidup di tengah nabi kami yang dihina. Sabiluna...sabiluna, Al Jihad...Al Jihad..!,” teriak ustadz Zulkarnain dengan lantang diikuti teriakan peserta aksi. Sebelum kembali ke masjid Al Falah untuk melaksanakan shalat Ashar berjamaah, aksi diakhiri dengan pembacaan doa untuk kehancuran musuh Islam dan kemenangan Mujahidin di seluruh dunia. [fai/agusrosyid]


latestnews

View Full Version