View Full Version
Senin, 08 Oct 2012

Habib Rizieq Syihab: Pemindahan Paksa Ustadz Ba'asyir Adalah Kezaliman

JAKARTA (VoA-Islam) – Pemindahan paksa Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dari sel Bareskrim Mabes Polri ke Nusa Kambangan mendapat respon keras dari Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI). Dalam pesan pendek melalui SMS yang diterima diterima Voa-Islam kemarin, Habib Rizieq Syihab mengatakan, pemindahan paksa adalah sebuah kezaliman, karena tidak sesuai prosedur, yaitu tanpa pemberitahuan kepada keluarga maupun kuasa hukum.

“Kalaupun keputusan kasasi sudah incrahct dan upaya Peninjauan Kembali (PK) tidak menghalangi eksekusi, mestinya Polri lebih dan bijak dalam memperlakukan Ustadz Abu yang sudah lanjut usia dan sedang sakit. Karenanya ormas Islam sudah semestinya melakukan protes keras terhadap Polri,” kata Habib.

Lebih lanjut Habib Rizieq mengatakan, “Polisi harus ingat, bahwa dulu dalam kasus Bom Bali dan Marriot, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir pernah dipenjara tahunan, tapi pada akhirnya beliau bebas murni di tingkat PK. Saat itu tak satu kata maaf pun disampaikan Polri atau pemerintah atas kezaliman terhadap Ustadz Abu yang ternyata tidak bersalah.”

Hal serupa bisa terjadi dalam PK kasus saat ini yang terkait Latihan perang di Aceh yang dituduhkan kepada Ustadz Abu. “Saya sudah sampaikan ke kuasa hukum bahwa saya siap jadi saksi untuk meringankan  dan membebaskan Ustadz Abu dari tuduhan kasus tersebut dalam sidang PK nanti.”

Habib tahu betul bahwa latihan perang di Aceh adalah rekayasa untuk Proyek  Terorisasi Islam yang melibatkan tiga anggota Polri, bahkan latihan pertamanya justru di Mako Brimob Kelapa Dua Depok. Saat itu ada 20 laskar FPI Aceh yang dilatih di Mako Brimob dan diajak latihan perang di Aceh. “Setiap saat bisa kami hadirkan sebagai saksi korban terorisasi.”

 Jika pelaku latihan di Aceh (dianggap) adalah teroris, maka markas teroris yang harus diperiksa adalah Mako Brimob tersebut. Dan ingat bahwa Gorris Mere dan gerombolannya telah menggunakan Densus 88 khususnya, dn Brimob pada umumnya, sebagai operator dari seluruh rangkaian Terorisasi Islam yang berlangsung d Indonesia selama ini. Karenanya, Gorris Mere dkk adalah MUSUH ISLAM dan harus menjadi target utama para pejuang Islam. Desastian


latestnews

View Full Version