View Full Version
Selasa, 09 Oct 2012

Perjalanan Tim JMC ke Pulau Nusakambangan

CILACAP (voa-islam.com) - Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dipindahkan paksa secara mendadak dari sel Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan ke LP Batu Nusakambangan pada Jum’at (5/10/2012).

Hal tersebut membuat ustadz Ba’asyir tak sempat mengemasi sejumlah barang-barang penting seperti obat-obatan herbal dan perlengkapan sehari-hari.

Untuk itu, tim JAT Media Center (JMC) yang dipimpin oleh ustadz Son Hadi, pada hari Sabtu (6/10/2012) langsung menyusul ustadz Abu Bakar Ba’asyir dengan membawa barang-barang milik ustadz Ba'asyir yang belum sempat dikemas tersebut ke Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Berangkat sekitar pukul 14.00 WIB dari Bekasi, akhirnya tiba di Cilacap sekitar pukul 23.30 WIB tengah malam. Ternyata perjalanan ke Cilacap dengan jalur yang berkelok-kelok dan menghabiskan waktu hampir 16 jam itu amat melelahkan sehingga harus beberapa kali beristirahat.

Terbayang memang bagaimana hal yang sama terjadi saat pemindahan ustadz Abu Bakar Ba'asyir yang sudah sepuh melalui jalur darat ke Nusakambangan, bahkan tanpa istirahat sama sekali dan tak diberi makan kecuali sepotong roti.

Tiba di Cilacap tim JMC menginap di sebuah penginapan Islami di alun-alun kota tersebut dan berniat melanjutkan perjalanan ke Nusakambangan esok harinya.

Pagi hari, Ahad (7/10/2012) tepat pukul 07.00 WIB, tim JMC kemudian bergerak ke dermaga penyeberangan Wijayapura, Cilacap. Tiba di lokasi, ternyata saat itu bukan jadwal besuk yang ditentukan pihak Lembaga Pemasyarakatan (LP) Nusakambangan, apalagi ustadz Abu Bakar Ba’asyir baru sehari dipindahkan ke lokasi tersebut.

Tim JMC kemudian melakukan negosiasi dengan pak Edi salah seorang Kabid. Pembinaan di LP Batu Nusakambangan. Akhirnya diputuskan hari Senin (8/10/2012) ustadz Ba’asyir bisa dibesuk. Terpaksa, tim JMC harus kembali esok harinya.

Namun, sambil menunggu esok hari, tim JMC memanfaatkan waktu luang tersebut untuk mengenal pulau Nusakambangan dengan menyebrang melalui pantai Teluk Penyu, Cilacap ke wilayah timur pulau itu.

Mengenal Pulau Nusakambangan

Dengan menyewa sebuah perahu kecil, tim JMC berlabuh di sebelah timur pulau Nusakambangan. Wilayah tersebut menjadi obyek wisata yang kerap didatangi turis lokal maupun mancanegara karena pantainya yang indah dikelilingi batu karang, banyaknya gua-gua, benteng peninggalan Portugis serta hutan alamnya.

Nusakambangan berasal dari kata Nusa artinya pulau dan kambangan artinya kembang atau bunga. Pulau ini berjarak sekitar 2 Km sebelah selatan kota Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Pulau ini memiliki luas 121 km² dengan populasi sekitar 3000 jiwa yang terdiri dari pegawai LP dan keluarganya serta ratusan narapidana.

Banyak orang mengenal pulau Nusakambangan adalah Alcatraznya Indonesia. Sebab sejak zaman penjajahan belanda, pulau ini sudah dikenal sebagai pulau penjara bagi mereka yang mendapat hukuman berat termasuk para Tapol.

Pulau yang berhadapan langsung dengan samudera Hindia ini dipilih lantaran lokasinya yang strategis dikelilingi laut dan terdiri dari hutan belantara sehingga akan menyulitkan narapidana untuk kabur. Bahkan menurut penduduk setempat, setiap tahun ada pelepasan ular berbisa di sekitar hutan Nusakambangan.

Setidaknya ada 7 Lembaga Pemasyarakatan dengan tingkat keamanan tinggi yang masih aktif di pulau ini, diantaranya: Lapas Terbuka, Lapas Batu, Lapas Besi, Lapas Narkotika, Lapas Kembang Kuning, Lapas Permisan dan Lapas Pasir Putih. Sementara lapas-lapas lainnya yang sudah tak beroperasi adalah Nirbaya, Karang Tengah, Limus Buntu, Karang Anyar dan Gleger, telah ditutup.

Selain itu berkembang mitos dari penduduk setempat bahwa pulau ini dipercaya dengan magisnya (syirik, red.). Para pengunjung kerap melakukan ritual syirik seperti sedekah laut pada tanggal 1 Suro setiap tahun maupun pertapaan di sejumlah gua yang berada di pulau ini.

Bahkan yang paling terkenal adalah kepercayaan tentang ‘bunga klenik’ wijayakusuma yang berada di Nusakambangan. Menurut salah seorang petugas lapas, bunga tersebut sebenarnya memang tidak ada dan hanya mitos kepercayaan semata.

Hingga saat ini menurut penduduk setempat memang jarang atau bahkan tidak ada yang pernah menjelajahi pulau Nusakambangan dari ujung timur hingga ke ujung barat. Pulaunya yang luas dan berbukit, medan hutan rimba yang berat sebenarnya bisa menjadi tantangan tersendiri untuk menaklukkan pulau tersebut.


latestnews

View Full Version