View Full Version
Jum'at, 09 Nov 2012

PKS dan PDIP Adu Kekuatan Pemilihan Calon Gubernur Jawa Barat

Jawa Barat (VoA-Islam) – Pilkada Jawa Barat telah memunculkan sejumlah nama calon gubernur yang diusung partai besar. Sebut saja PKS yang mendukung Ahmad Heryawan, Demokrat dengan Dede Yusuf, Golkar yang mengusung MS Irianto Syafiuddin atau Yance, dan PDI Perjuangan dengan calon Rieke Dyah Pitaloka.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan, batas waktu pendaftaran bakal calon gubernur-calon wakil gubernur Jawa Barat hingga Sabtu, 10 November 2012. Namun hingga Kamis kemarin, baru ada satu pasangan calon yang mendaftar. Itu pun dari jalur independen, yaitu mantan Kapolda Sumatera Selatan Dikdik Mulyana Arief Mansyur yang maju berpasangan dengan Cecep Nana Suryana Toyib. KPU Jawa Barat telah memprediksi pendaftaran baru akan ramai di detik-detik terakhir.

Berikut peta kekuatan masing-masing calon gubernur Jawa Barat:

Rieke-Teten

PDI-P resmi memutuskan mencalonkan pasangan Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki  sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Barat. Keputusan itu diambil setelah pasangan tersebut langsung mendapat restu dari Ketua Umum PDI-P, Rabu (7/11/2012) malam. Pasangan ini diharapkan mampu menarik banyak suara dari rakyat Jawa Barat.

Rieke-Teten dijadwalkan mendaftar ke KPU Jawa Barat di hari terakhir pendaftaran, Sabtu, 10 November 2012. Rieke-Teten pertama kali bertatap muka untuk membahas "perkawinan politik" mereka di Pilkada Jawa Barat pada 19 Oktober 2012 lalu, di kawasan Slipi, Jakarta Barat. Mereka dipertemukan oleh Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Tubagus Hasanuddin. Dalam pertemuan itu, Teten menegaskan siap diusung oleh PDI Perjuangan dalam Pilkada Jabar. Ia tak masalah hendak dijadikan calon gubernur atau calon wakil gubernur.

Teten sesungguhnya diincar oleh banyak partai, tak hanya PDIP. Terhitung setidaknya Gerindra dan Golkar juga ingin meminangnya. Namun, Sekjen Transparency International Indonesia (TII) dan pendiri Indonesia Corruption Watch (ICW) itu sejak awal merasa lebih cocok dengan PDI Perjuangan.

Ahmad Heryawan – Dedy Mizwar

Aher--demikian ia disapa--merupakan calon gubernur Jawa Barat yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Kepada wartawan, Aher akhirnya meminang Dedy Mizwar sebagai calon Wakil Gubernur Jawa Barat untuk mendampingi Ahmad Heryawan dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2013.
PKS pun memutuskan untuk berkoalisi untuk mencukupi kuota suara.

Kamis, 8 November 2012, PKS mendapat tambahan amunisi untuk bertarung di Pilkada Jabar. Itu karena PPP, PBB  dan Partai Hanura resmi menggabungkan diri di barisan pendukung Aher.

Selain alasan komitmen, ideologi partai yang sama-sama Islam menjadi faktor pendukung penting PPP memilih berkoalisi dengan PKS. Sementara Partai Hanura berharap partai-partai lainnya juga mau bergabung di barisan Aher.

Jumlah kursi PKS di DPRD Jawa Barat hanya 14 kursi. Untuk memajukan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, parpol atau gabungan parpol harus memiliki setidaknya 15 kursi.

 PKS menyerahkan rencana pendaftaran Ahmad Heryawan-Dedy Mizwar kepada pengurus provinsi. Rencananya, pada Sabtu (10/11/2012), kedua kandidat ini akan melakukan deklarasi.

Nama Deddy Mizwar kembali mencuat dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat yang akan dilangsungkan pada tahun 2013 mendatang. Sebelumnya, Dedy akan diduetkan dengan Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilkada DKI Jakarta.

Namun, Jokowi akhirnya berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama. Kiprah Deddy di dunia politik juga dibilang tidak sedikit. Deddy pernah mencalonkan diri dari jalur independen sebagai calon Wakil Presiden bersama dengan Brigadir Jenderal Saurip Kadi.

Dede Yusuf-Lex Laksamana

Dede Yusuf yang diusung Partai Demokrat di Pilkada Jabar akhirnya menjatuhkan pilihannya kepada mantan Sekretaris Daerah Jawa Barat Lex Laksamana untuk maju mendampinginya dalam Pilgub Jawa Barat 2013. Keputusan Dede ini juga sudah disetujui oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat.

Pertimbangan memilih Lek lebih karena kapasitas pengalaman birokrasi yang panjang. "Lex Laksamana memiliki pengalaman yang panjang dalam birokrasi sehingga dinilai paham mengenai seluk-beluk Jawa Barat. Ini penting dalam membangun tata kelola Jabar, serta melakukan reformasi birokrasi di Jabar.

Saat ini, Dede masih menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat. Di dalam berbagai survei, mantan artis yang kini menjadi politisi ini mampu unggul dari kandidat-kandidat calon gubernur lainnya, seperti Rieke Diah Pitaloka dari PDI-Perjuangan, Ahmad Heryawan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Irianto MS Syafiuddin dari Partai Golkar.

Sebelumnya Dede mengincar beberapa nama seperti Bupati Kuningan Aang Hamid Suganda, Bupati Indramayu Annah Sophanah, dan anggota Komisi IX DPR dari PDIP Rieke Diah Pitaloka.Partai Demokrat tampak agak kerepotan mencarikan pendamping untuk Dede. 

Irianto MS Syaifudin (Yance)

Dari partai Golkar mengusung Irianto MS Syaifudin (Yance) . Sebelumnya ia mengaku siap diduetkan dengan artis Ahmad Dhani maupun Desy Ratnasari atau Nurul Arifin yang juga Wakil Sekjen Golkar dan duduk sebagai Komisi II DPR.

Elektabilitas Nurul yang mantan artis diyakini bisa mendongkrak secara signifikan perolehan suara Yance. Sayangnya, Nurul tidak bersedia dicalonkan. Ia memilih berkiprah di DPR dan membesarkan Golkar.

Golkar pun melirik tokoh lain. Setidaknya ada tiga nama yang kini ditimang Golkar. Dua dari tiga nama itu berasal dari internal partai, yaitu anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya dan Wali Kota Banjar Herman Sutrismo.

Sutrisno sendiri telah siap maju jika diminta maju mendampingi Yance. Sementara satu nama lagi berasal dari PAN, yaitu Ketua DPD PAN Jawa Barat Edi Darnadi.

Dikdik Mulyana-Cecep Toyib

Mantan Kapolda Sumatera Selatan ini menjadi satu-satunya calon yang telah mendaftar ke KPU Jawa Barat. Dikdik-Toyib bahkan datang pagi-pagi sekali ke KPU Jabar, Selasa 6 November 2012.

Meski dukungan suara secara faktual terhadap pasangan Dikdik-Toyib masih dinilai kurang oleh KPU Jawa Barat, namun pasangan ini tetap bisa mendaftar karena sisa dukungan bisa dilengkapi hingga batas waktu 6 Desember 2012.

Dikdik pun tetap optimis meski di sejumlah survei berada di posisi buncit dibanding calon-calon lain dari parpol. “Saya punya prinsip ‘sakinah’ dan tidak akan melakukan apapun untuk meningkatkan popularitas dalam survei. Yang penting bekerja untuk rakyat Jabar,” ujar Dikdik. (desastian/dbs)


latestnews

View Full Version