View Full Version
Jum'at, 07 Dec 2012

Coreng Dunia Pendidikan, Pelajar Situbondo Bentuk Kelompok Arisan Seks

Situbondo (VoA-Islam) – Sangat disesalkan, sejumlah pelajar di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, membuat kelompok arisan untuk bisa berkencan dengan pekerja seks komersial (PSK) di lokalisasi. Mereka mengumpulkan iuran Rp 5.000 per bulan dan mendapat jatah bergilir untuk bisa berkencan dengan PSK.

Dugaan ini disampaikan sukarelawan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Situbondo, Heru Hertanto. Menurut Heru, cerita itu dia peroleh saat melakukan sosialisasi mengenai bahaya HIV/AIDS ke sejumlah lokalisasi. Saat itulah seorang PSK berisial JL, 22 tahun, bercerita tentang arisan seks pelajar itu. "Dia cerita pelanggan tetapnya adalah pelajar," kata Heru kepada wartawan, Kamis, 6 Desember 2012.

Menurut cerita JL, ada tujuh pelajar yang menjadi peserta arisan. Mereka berasal dari sejumlah SMA dan SMK di Situbondo dengan rentang usia 16-17 tahun. Dengan iuran Rp 5.000 per bulan, terkumpul Rp 75 ribu yang akan diterima pemenang arisan. Uang itulah yang dipakai untuk melakukan melakukan hubungan seksual dengan PSK berinisial JL itu. Mereka melakukannya di lokalisasi.

Ternyata arisan seks itu, sudah berlangsung lebih dari satu tahun dan masih berlangsung hingga saat ini. Fenomena macam ini turut menyumbang tingginya angka pengidap HIV/AIDS di Indonesia. Parahnya, para pelajar tersebut diduga terjangkit HIV/AIDS. Sebab, para PSK yang di-booking mereka terindikasi virus tersebut.

Data yang dihimpun KPA Situbondo, saat ini ada 21 PSK yang terindikasi penyakit HIV/AIDS. Salah satu PSK yang terjangkit virus berbahaya itu, berinisial YL. Berdasarkan testimoni dari seorang PSK, dia mengaku sering dibooking untuk arisan seks yang digelar setiap pekan oleh sejumlah pelajar SMA di Situbondo.

Sementara itu, Dinas Pendidikan (Dispendik) Situbondo menelusuri kebenaran testimoni PSK tersebut. Pihak dinas juga berjanji akan menelusuri arisan seks yang dibentuk sekelompok pelajar untuk berkencan dengan perempuan seks komersial. Yang pasti, kejadian ini menjadi racun bagi generasi muda, apalagi dilakukan saat mengenakan seragam.

"Kami akan segera memanggil semua kepala SMA dan SMK di Situbondo untuk menindaklanjuti masalah ini, agar tidak meluas. Informasi dari data yang dihimpun KPA Situbondo tersebut jelas mencoreng dunia pendidikan, khususnya di Jawa Timur," kata Sekretaris Dispendik Situbondo, Ateng Zailani saat dikonfirmasi, Kamis (6/12). Desastian/dbs


latestnews

View Full Version