View Full Version
Senin, 17 Dec 2012

Ponpes El-Suchary: Kompas Giring Opini Negatif Terhadap Pesantren

PURBALINGGA (voa-islam.com) - Terkait dengan pemberitaan situs kompas.com tertanggal 16-12-2012 dengan tulisan berjudul "Terduga Pelaku Teror di Solo Ditangkap di Ponpes" pihak Ponpes El-Suchary Purbalingga menyatakan protes keberatan terhadap pemberitaan tersebut.

Sebab kejadian penangkapan terhadap Ali Zaenal Abidin oleh Densus 88 bukan di pesantren melainkan di luar pesantren.

”Berita dusta ini hanya di beritakan di Kompas saja sedangkan media yang lain memberitakan kejadian sebenarnya bahwa penangkapan terjadi di luar pesantren. Dengan menyebutkan bahwa penangkapan tersebut terjadi di pesantren, Kompas telah menggiring opini publik untuk berpandangan negatif terhadap pesantren, khususnya pesantren kami,” seperti dikutip dalam rilis yang diterima redaksi voa-islam.com,  Ahad (16/12/2012).

Terduga merupakan santri baru yang baru 2 bulan berada di pesantren tersebut dan penangkapan terhadap Ali  terkait dugaan peristiwa Solo yang terjadi jauh sebelum masuk pesantren El-Suchary.. Pihak Ponpes juga  tidak mengetahui bahwa santri baru  tersebut menjadi target operasi Densus 88.

Pihak Ponpes El-Suchari juga menyampaikan pernyataan sikapnya terkait berita penangkapan Ali Zaenal Abidin.

Pertama, bahwa kami memastikan tidak ada keterkaitan pesantren, yayasan, staf pengajar dengan penangkapan tersebut dan lembaga kami sudah belasan tahun dikenal baik dan tidak bermasalah di semua instansi pemerintah serta masyarakat Purbalingga dan sekitarnya.

Kedua, keberatan dengan pemberitaan yang cenderung tendensius, menyebarkan kebencian dan menyudutkan pesantren kami sekalipun tidak menyebut nama pesantren.

Ketiga, kami berharap agar Kompas bisa lebih proporsional, professional, santun dan beradab dalam pemberitaan.

Keempat, kami mendesak agar Kompas meralat kembali berita tersebut.

Demikian pernyataan sikap tersebut yang ditandatangani Direktur Pondok Pesantren El-Suchary, KH. Ahmad Thoha Makhsun. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version