View Full Version
Selasa, 05 Feb 2013

Ustadz Anung: Saya Sependapat dengan Syaikh Abu Yahya Al-Libi

BEKASI (voa-islam.com) - Ustadz Anung Al-Hamat, Lc, M.PD.I, peneliti firqah dan paham sesat mengungkapkan bahwa ia sependapat dengan Syaikh Abu Yahya Al-Libi ketika mengkritisi pemikiran Syaikh Abdul Qodir bin Abdul Aziz yang menyatakan telah ijma’ qoth’iy semua ansharut thghut itu kafir dan orang yang tidak mengkafirkan berarti telah kafir.

Hal itu diungkapkan ustadz Anung Al-Hamat saat menjadi pembicara dalam bedah buku “Ramai-ramai mengkafirkan para Pembela Thaghut” yang ditulis oleh Syaikh Yahya Al-Libi.

Namun demikian, ia merasa bahwa buku tersebut lebih pantas dibedah oleh seorang ulama dan juga mujahid yang pernah berinterkasi dengan Syaikh Yahya Al-Libi.

“Buku itu termasuk buku kelas berat, bagusnya yang membedah buku itu adalah seorang ulama tetapi sekaligus seorang mujahid. Bahkan kalau bisa orang yang pernah berinteraksi dengan Syaikh Abu Yahya Al-Libi,” kata ustadz Anung Al-Hamat usai menjadi pembicara bedah buku di Masjid Nurul Islam Islamic Center Bekasi, Ahad (3/2/2013).

...Buku itu termasuk buku kelas berat, bagusnya yang membedah buku itu adalah seorang ulama tetapi sekaligus seorang mujahid

Ia menyatakan setuju dengan pendapat Syaikh Yahya Al-Libi yang membantah bahwa ansharut thaghut itu telah kafir secara ijma’ qath’iy dan yang tidak mengkafirkannya berarti telah kafir.

“Secara pribadi saya setuju dengan penulis Syaikh Abu Yahya Al-Libi yang mengkritisi pemikiran Syaikh Abdul Qodir bin Abdul Aziz yang menyatakan ijma’ qoth’iy bahwasanya orang yang menjadi pembantu atau ansharut thaghut itu kafir.  Kemudian Syaikh Abdul Qodir bin Abdul Aziz menyatakan orang yang tidak mengkafirkan ansharut thaghut itu berarti juga kafir. Inilah yang dibantah oleh Syaikh Abu Yahya Al-Libi,” ujar penulis buku Mewaspadai Penyimpangan Neo Murjiah itu.

...saya setuju dengan penulis Syaikh Abu Yahya Al-Libi yang mengkritisi pemikiran Syaikh Abdul Qodir bin Abdul Aziz

Menurut ustadz Anung, diantara kesimpulan bantahan Syaikh Yahya Al-Libi itu bahwa Syaikh Abdul Qodir bin Abdul Aziz tidak konsisten dalam pendapatnya yang menjadikan riwayat kisah Musailamah Al-Kadzab sebagai dalil.

“Saya simpulkan, bahwa hal ini karena tidak konsistennya Syaikh Abdul Qodir bin Abdul Aziz. Karena diantara dalil yang digunakan olehnya dalam mengkafirkan pembantu penguasa murtad itu adalah riwayat tentang Musailamah Al-Kadzab. Jadi para pembantu Musailamah itu dikatakan murtad dan diterapkan kepada ansharut thaghut,” tuturnya.

Ia pun menjelaskan pendapat Syaikh Abdul Qodir bin Abdul Aziz yang tidak konsisten dalam mengambil riwayat kisah Nabi palsu Musailamah Al-Kadzab.

“Para sahabat itu ijma’ atau sepakat bahwa orang yang menjadi pengikut Nabi palsu Musailamah Al-Kadzab itu kafir secara zhahir dan kafir secara haqiqi, artinya di dunia kafir dan di akhirat masuk neraka. Ini berarti para sahabat kan konsisten. Sementara Syaikh Abdul Qodir menyatakan kafirnya itu hanya secara zhahir saja adapun di akhirat bisa masuk surga,” jelasnya.

...Pernyataan Syaikh Abdul Qodir ini menyelisihi pendapat Ibnu Mas’ud yang membagi manusia menjadi tiga kelompok

Dengan demikian, pada dasarnya pendapat Syaikh Abdul Qodir bin Abdul Aziz jelas menyelisihi pendapat sahabat Ibnu Mas’ud yang membagi manusia menjadi tiga kelompok. Dan pendapat Syaikh Abdul Qodir bin Abdul Aziz ini jika merujuk pada perkataan Syaikh Safar Hawali merupakan pemahaman murjiah.

“Pernyataan Syaikh Abdul Qodir ini menyelisihi pendapat Ibnu Mas’ud yang membagi manusia menjadi tiga kelompok. Pertama, mukmin zhahir dan batin, ini adalah orang beriman. Kedua, kafir zhahir dan batin ini adalah orang kafir. Ketiga, mukmin secara zhahir dan kafir secara batin ini munafik. Sementara Syaikh Abdul Qodir menambah satu kelompok lagi; kafir secara zhahir tapi mukmin secara batin. Ini adalah perkara muhdats. Sehingga Syaikh Abu Yahya Al-Libi pun menukil perkataan Syaikh Safar Hawali bahwa ini adalah pemahaman murjiah,” imbuhnya. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version