View Full Version
Sabtu, 09 Feb 2013

Warga Galela Sambut Abdillah Onim dan Bidadari asal Gaza

GALELA (voa-islam.com) - Setelah berada di Jakarta selama 1 minggu, akhirnya keluarga Abdillah Onim dan istrinya yang berasal dari Gaza Palestina bertolak ke ternate dengan tujuan Galela kota kelahiran Abdillah Onim.

Setibanya di ternate, Abdillah dan istrinya yang bernama Rajaa dan putri mungilnya Filindo langsung dijemput oleh Wakil Gubernur Haji Gani Kasubah beserta istrinya. Saat penjemputan itu penjagaan ketat pun terlihat di sekitar bandara Sultan Babullah Ternate.

Jamuan resmipun dilakukan oleh Wakil Gubernur Haji Gani Kasubah yang dikawal oleh pihak keamanan kota Ternate.

Raut wajah Rajaa, istri Abdillah berasal dari Palestina terlihat jelas antara bingung, heran dan bahagia  karena pertama dalam hidupnya baru kali ini mendapat kesempatan untuk keluar dari Jalur Gaza dan berada di ujung Indonesia yaitu Galela, Maluku paling utara.

Perjalanan yang akan melelahkan bagi istri Abdillah pun akan dimulai dikarenakan tiket pesawat NBA rute penerbangan ternate menuju Galela tiba-tiba dibatalkan dengan alasan pesawat tersebut sudah tidak beroperasi lagi.

Akhirnya Abdillah, Rajaa dan Filindo tidak memiliki solusi lain terpaksa harus menempuh jalur darat dari  Ternate, Sofifi menggunakan mobil menuju galela. Pada tanggal 16 Desember 2012, Abdillah dan keluarga memulai perjalanan dengan jalur laut yaitu dengan speed boat dari Ternate menuju pelabuhan Sofifi.

Dikira Kapal Zionis Israel yang Sedang Patroli di Laut Gaza.

Untuk yang pertama kalinya Rajaa, istri Abdillah naik speed boat, sedikit gelombang selama perjalanan akan tetapi alhamdulillah Rajaa, muslimah Jalur Gaza ini tidak merasa takut sedikitpun bahkan dengan khusyu' Rajaa melakukan shalat Zhuhur selama dalam perjalanan menggunakan speed boat

Pada waktu perjalanan Abdillah sempat bercanda kepada Rajaa dengan mendadak mengatakan kepada Rajaa; “Ya Rajaa itu di sebelah kita ada speed boat milik Israel yang mencoba merapat ke kita. Kata Rajaa ya Allah dimana?” sembari membalikkan badan mata tertuju ke speed boat tersebut.

Suasana tertawa menyelimuti speed boat Karena Rajaa lupa sedang berada di laut Ternate bukan laut Gaza yang diblokade oleh Israel. Padahal speed boat yang dimaksud itu speed boat bukan milik Israel akan tetapi speed boat dari Sofifi menuju Ternate.

Tiba di sana, acara pesta adat begitu meriah, bahkan komentar dari seorang tokoh masyarakat dan panitia penjemputan mengatakan bahwa baru kali ini mereka mengadakan acara yang sangat ramai dan besarnya antusias warga Maluku Utara khususnya Warga Galela. Padahal acara tersebut tidak ada kaitanya dengan urusan politik akan tetapi murni penjemputan karena warga Maluku Utara sangat bangga memiliki putra yang punya jiwa kemanusiaan dan kepeduliaan tinggi yang ditugaskan hingga ke tingkat internasional. Pengawalan sangat ketat dilakukan oleh pihak kepolisian di Galela dan Tobelo. Komentar kasat intel Halmahera utara : acara penjemputan termeriah selama beliau bertugas di galela.

Acara penjemputan tersebut atas inisiatif warga Galela Toara yang diketuai oleh pihak ketua kantor urusan agama Galela, bekas Wakil Bupati Galela, tokoh masyarakat dan warga Galela pada umumnya.

Mereka mengadakan acara penjemputan karena yang pertama adalah Abdillah Onim membawa keluarganya yang berasal dari warga negara Palestina yaitu dari Jalur Gaza yang kedua Abdillah onim relawan MER-C Indonesia yang sudah berada di Gaza sejak awal 2010 yaitu relawan pembangunan rumah sakit Indonesia serta Abdillah onim menjadi saksi sejarah kebiadan Israel kepada warga Palestina di Gaza sejak perang yang berlangsung selama delapan hari.

Dalam pesta adat tersebut dimanfaatkan penggalangan dana untuk pembangunan rumah sakit MER-C di Gaza. Dana yang terkumpul dalam pesta adat tersebut sebanyak Rp. 5.140.000,- termasuk Rajaa, istri Abdillah menyumbangkan dana senilai 100 USD dan 600 ribu rupiah.

Pertama dalam sejarah Galela mengadakan pesta adat sangat meriah, penuh haru dan air mata yaitu kedatanagan Abdillah Onim bersama anak dan istrinya.

Abdillah Onim menikah pada februari 2010 dengan muslimah dan hafizhah dari Jalur Gaza yang bernama Rajaa, setelah mengarungi bahtera rumah tangga selama 1 tahun lamanya, Alhamdulillah Abdillah dan Rajaa diberi karunia seorang putri putih cantik dan kecantikan putrinya percampuran antara Indonesia dan Palestina.

Putri tersebut lahir di rumah sakit Asy-Syifa Gaza City pada tanggal 5 Mei 2012 dan diberi nama Marwiyah Filindo Onim, Mariwyah diambil dari nama ibunda tercinta yang bernama Marwiyah sedangkan Filindo itu diambil dari dua negara yang sangat kuat ikatan darah dan batin yaitu Fil yang artinya Filistin sedang Indo diambil dari kata Indonesia, jadilah Filistin-Indonesia dengan panggilan Filin.

Kemeriahan acara penjemputan dan pesta adat, Abdillah dan istrinya tidak mengetahui bahwa acara yang diadakan oleh warga galela sedemekian meriahnya, karena informasi yang diterima hanya penjemputan dengan suguhan tarian Cakalele dan pesta adat. Akan tetapi malah muncul inisiatif dari warga galela, tidak hanya suguhan tarian Cakalele dan pesta adat akan tetapi mereka juga mengadakan mundu mantu seperti prosesi cuci kaki dan berjalan di atas tikar, dan pertama kali dalam sejarah warga Gelela melakukan acara semeriah ini.

Bahkan pengakuan warga sekitar bahwa hingga kunjungan SBY pun tidak mungkin acara semeriah ini, karena pasar ditutup, took-toko ditutup, aktifitas warga Galela untuk sementara dihentikan demi menghadiri dan menyaksikan langsung acara pernjemputan tersebut.

Perasaan Haru yang Dirasa oleh Abdillah.

Patut saya syukuri karena Allah Ta’ala memberikan kesempatan kepada saya untuk bertemu keluarga di kampung serta dapat berdakwah dengan menceritakan kejadian yang terjadi di Jalur Gaza palestina. Saya ucapkan terima kasih kepada warga Maluku Utar,a Halmahera utara khususnya Galela, Tobelo dan Ternate yang telah memberikan support kepada saya dan telah mengadakan acara yang sangat luar biasa.

Tanggapan istri Abdillah saat melihat meriahnya acara penjemputan dan pesta adat sangat senang karena dapat diberi kesempatan ke Indonesia dan berdakwah di Indonesia dan kurang percaya dapat berada di Indonesia. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version