View Full Version
Rabu, 20 Feb 2013

Partai Islam Sama Saja: Ngibul,Tidak Bela Kepentingan Rakyat

SOLO (voa-islam.com) – Dengan disetujuinya RUU tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme oleh Komisi I DPR RI yang dipimpin oleh Adang Daradjatun dari Fraksi PKS (Partai Keadilan Sejahtera) menunjukkan wajah asli para anggota dewan yang ada di DPR.

“Wajah dan perilaku anggota dewan sekarang ini sudah nampak jelas sekali ketidak berpihakannya kepada umat Islam yang mayoritas di negeri ini. Baik yang mengaku sebagai partai tengah ataupun yang mengaku sebagai partai dakwah maupun partai Islam,” ujar Ustadz Khoirul RS. ketua DPW FPI Surakarta kepada voa-islam.

Pasalnya, dengan disetujuinya RUU tersebut menjadi langkah awal “kemenangan” kalangan anti Islam untuk menghancurkan Islam dan umat Islam. Dan hal ini terbukti dengan disahkannya RUU tersebut menjadi UU (Undang-Undang) melalui rapat paripurna yang dihadiri 350 anggota DPR dan dipimpin oleh Priyo Budi Santoso wakil ketua DPR RI dari Partai Golkar di Jakarta pada selasa (12/2/2013) lalu.

“Pasal-pasal itu gagasan nasionalis dan kapitalis Zionis. Jadi saat sekarang ini umat Islam harus tegas dalam bersikap. Pasal-pasal itu semuanya menjerat ke kelompok Islam seperti FPI, JAT, HTI dan ormas islam lainnya yang dianggap “keras” oleh Pemerintah,” lanjutnya.

Dengan demikian, sudah semakin jelas sekali, bahwa partai yang ada di Indonesia saat ini tidak ada yang membela kepentingan umat Islam, sekalipun Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menggembar-gemborkan dirinya sebagai partai dakwah.

Hal ini didasari karena PKS yang memegang jabatan sebagai ketua Pansus tidak mau secara tegas menolak RUU yang sangat mendzolimi dan merugikan umat Islam tersebut. Ini mencerminkan, PKS tidak ingin menegakkan syari’at islam seperti yang mereka serukan kepada kadernya dan para simpatisannya. Partai itu  justru ikut-ikutan menjadi partai “tikus” yang telah menggerogoti syari’at islam dari dalam.

“Anggota DPR entah dari partai manapun, termasuk yang mengaku sebagai partai Islam, sama sekali tidak ada yang membela Islam dan kepentingan umat Islam yang mayoritas ada di Indonesia,” tegasnya.

Tidak Takut Dicap Teroris

Namun, ketua Bidang Nahi Mungkar DPW FPI Surakarta ini masih husnudzon (berbaik sangka) kepada anggota DPR RI, jangan-jangan mereka secara tidak sadar telah dimanfaatkan oleh pihak asing. Maka dirinya mengingatkan anggota DPR untuk mencabut UU tersebut dan menghimbau kepada para anggota dewan untuk sadar dan bertaubat. “Sebenarnya kalau mau jujur kita tau semua, orang-orang yang ada didalam DPR itu dimanfaatkan oleh kepentingan asing, jadi gak usah mengelak mereka itu,” pesannya.

Ia tidak takut jika suatu hari nanti, FPI dimasukkan sebagai organasasi teroris karena lantang menyuarakan pembubaran Densus 88 dan DPR RI. Baginya, dimasukkan ke dalam organisasi teroris atau tidak, nggak masalah. Justru  dianggap teroris itu lebih bagus, artinya FPI siap perang melawan siapa saja yang menganggap FPI teroris.

"Saya pribadi tidak takut dianggap teroris gara-gara nahi munkar dan teriak-teriak menyampaikan kebenaran untuk selalu menyuarakan dan menuntut pembubaran Densus 88, dan sekarang ini kami tuntut pembubaran DPR RI,” pungkasnya. [Bekti/des]


latestnews

View Full Version