View Full Version
Selasa, 05 Mar 2013

Aktivis JAT Difitnah sebagai DPO Buktikan Polisi Teroris Sebenarnya

SURABAYA (voa-islam.com) - Direktur JAT Media Center (JMC) ustadz Son Hadi mengecam aparat kepolisian yang menyebarkan selebaran foto dan identitas kedua aktvis JAT; Ya’qub Budiono dan Bramantyo sebagai DPO teroris.

Ia pun menuding aparat kepolisian tidak profesional, bahkan telah bertindak sebagai teroris yang sebenarnya karena telah memfitnah dan meneror umat Islam.

“Sangat tidak professional, polisi sudah menjadi teroris bagi umat Islam. Kita khawatir kedua orang yang di daftar ini langsung diburu saja nantinya,” kata ustadz Son Hadi, Selasa (5/3/2013).

Menurut ustadz Son Hadi, wajar jika umat Islam geram dengan sikap aparat kepolisian selama ini bahkan meminta Densus 88 dibubarkan, karena faktanya memang aparat kepolisian sendiri yang tidak profesional.

“wajar umat Islam khawatir ketidakprofessionalan aparat kepolisian ini akan menambah korban dari kebiadaban Densus 88,” ujarnya.

Ya’qub Budiono dan Bramantyo diakui ustadz Son Hadi sebagai anggota JAT, keduanya beraktivitas dengan jelas sehari-hari dan sebagai warga negara yang baik tidak pernah melakukan perkara melanggar hukum.

“Kedua orang ini ada, mereka anggota JAT, aktivitasnya jelas apa yang dikerjakan sehari-hari. Dia juga sebagai warga negara yang baik, tidak pernah melakukan perkara yang melanggar hukum,” jelasnya.

Terkait kasus tersebut, JAT telah meminta pertanggungjawaban aparat kepolisian di Polsek Gayung Sari dan Polresta Surabaya.

Namun di sinilah terkuak sikap tidak profesional aparat dengan saling melempar tanggung jawab bahkan mengelak.

“Kita sudah meminta pertanggung jawaban, kemarin sudah mendatangi Polsek Gayung Sari dan Polresta Suarabaya. Dari sinilah terbuka ketidakprofesionalan aparat, sebab aparat di Polsek menyatakan itu perintah dari Polres, tetapi ketika dikonfirmasi ke Polres aparat mengelak tidak pernah memerintahkan seperti itu. Jadi ini jelas menunjukkan ketidakprofesionalan aparat, sebab bagaimana mungkin bawahan tidak bisa menjalankan order dari atasan dengan baik,” bebernya.

Menurut ustadz Son Hadi, kejadian ini bukanlah yang pertama namun sudah kedua kalinya. Sebelumnya, Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan (KPPP) atau KP3 juga pernah memuat sejumlah daftar anggota JAT termasuk dirinya. Saat itu pihak KP3 meminta maaf dan mengaku bahwa ini adalah kesalahan intel. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version