View Full Version
Sabtu, 13 Apr 2013

Ustadz Adnan Arsal: Siksa Warga Poso tak Bersalah, Polisi Pengecut!

JAKARTA (voa-islam.com) - Tokoh umat Islam Poso, Ustadz Adnan Arsal mengecam sikap kepolisian yang telah melakukan penyiksaan terhadap warga Muslim Poso, dari mulai kasus video kekerasan tahun 2007 hingga penangkapan 14 warga Poso yang dianiaya sampai babak belur.

Saat itu, empat orang Brimob tewas dalam baku tembak dengan kelompok bersenjata di Desa Ambrana, Poso Pesisir dan di sekitar Gunung Kalora, Sulawesi Tengah pada Kamis (20/12/2012). Mereka adalah Briptu Wayan, Briptu Ruslan, Briptu Narto dan menyusul Briptu Eko Wijaya.

...Kenapa polisi yang ratusan itu bukan mengejar penembaknya tapi kembali ke Desa Kalora memungut warga setempat 14 orang kemudian dituduh sebagai teroris, disiksa dan babak belur,

Namun bukannya mengejar pelaku penembakan, aparat kepolisian malah menangkap 14 orang warga Desa Kalora yang tak mengerti apa-apa lalu disiksa hingga babak belur.

“Kenapa polisi yang ratusan itu bukan mengejar penembaknya tapi kembali ke Desa Kalora memungut warga setempat 14 orang kemudian dituduh sebagai teroris, disiksa dan babak belur, inikah penegakkan hukum?” kata ustadz Adnan Arsal, saat menjadi pembicara Diskusi Publik soal terorisme di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng Jakarta Pusat, Kamis (11/4/2013).

Ustadz Adnan menilai, sikap polisi tersebut adalah sikap pengecut. “Polisi yang seperti itu saya anggap sebagai pengecut dalam negara ini. Yang jelas-jelas menembak tidak dikejar, masyarakat biasa dikumpul, disiksa,” ujarnya.

...Polisi yang seperti itu saya anggap sebagai pengecut dalam negara ini

Kemudian, terkait beredarnya video penyiksaan yang dilakukan aparat dalam hal ini Densus 88, ustadz Adnan menyatakan bahwa video itu asli.

“Masih banyak  pak video-video yang lain yang asli semua pak, bukan rekayasa,” tegasnya.

Menurutnya, kasus yang terjadi pada Januari 2007 dalam video tersebut adalah rahasia umum bahwa hal itu benar-benar terjadi.

“Saya tokoh umat Islam, masyarakat Poso berdosa saya kalau menyajikan suatu penyajian yang bohong. Karena apa? Semua masyarakat, dan jadi rahasia umum semua peristiwa itu terjadi,” tandasnya. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version