View Full Version
Rabu, 01 May 2013

Aksi Buruh 'May Day' Menolak Kenaikan BBM dan Outsourchinng

Jakarta (voa-islam.com) Puluhan ribu buruh dari berbagai organisasi serikat buruh di Jakarta dan sekitarnya, menggelar aksi unjuk rasa. Aksi para buruh ini digelar dalam rangka peringatan Hari Buruh Internasional atau lebih dikenal dengan istilah ‘May Day’, Rabu, 1/5/2013.

Tetapi, aksi buruh ini tidak hanya berlangsung di Jakarta, tetapi berlangsung di seluruh Indonesia. Termasuk Makassar, Surabaya, Yogyakarta, Semarang,dan Medan, dan Bandung. Tetapi, aksi buruh yang  paling besar berlangsung di Jakarta.

Dalam aksi yang mereka lakukan pada hari ini, para buruh menegaskan penolakannya terhadap keniakan BBM,  dan penghapusan outsourching,  yang sangat menyengsarakan kaum buruh. Selain itu, aksi 'May Day' itu, kaum buruh menolak UU BPJS, dan ribuan buruh itu, kemudian bergabung dengan para  mahasiswa menunggu kedatangan Presiden SBY di Istana, tetapi SBY tidak datang di Istana.

Aksi Buruh itu, berlangsung di sejumlah lokasi strategis dan vital menjadi sasaran aksi. Mulai dari Gedung DPR/MPR Senayan, kawasan Monumen Nasional (Monas), depan istana Presiden hingga Bundaran Hotel Indonesia di jalan MH Thamrin, Jakarta.

Dalam aksinya para buruh menyuarakan beragam tuntutan. Mulai dari soal revisi Undang-undang Badan Pengelola Jaminan Sosial (UU BPJS), masih maraknya penerapan outsourcing di perusahaan-perusahaan hingga soal kebutuhan hidup layak.

Dibagian lain, SBII (Serikat Buruh Islam Indonesia) menolak bergabung dengan aksi 'May Day', karena dianggap peringatan 1 Mei, itu sebagian dari gerakan komunisme internasional.

Ketua SBII Askodar SH, mengatakan, "SBII tidak mengambil bagian dalam aksi demo 1 Mei, karena itu merupakan hari buruh komunis internasional. SBII anti ideologi komunis, kapitalis, dan liberalis", ucapnya di Jakarta.

SBII akan memperjuangkan nasib buruh dengan gerakan yang akan mereka lakukan, saat menjelang bulan Nopember nanti. Penolakan terhadap aksi 1 Mei itu, tidak berarti SBII tidak memiliki kepedulian terhadap nasib yang dialami buruh, yang ditindas para majikan dengan sangat kejam.

Ketua Aspindo, Sofyan Wanandi, belum lama ini akan memindahkan perusahaan-perusahaan yang ada di Jakarta ke daerah Jawa Tengah, mengingata UMR (Upah Minimum Buruh) di DKI diputuskan oleh Jokowi Rp2,2 juta  rupiah. Tetapi, kemudian dicabut kembali oleh Jokowi. Meskipun, Jokowi berkoar-koar pro-wong cilik. af/hh


latestnews

View Full Version