View Full Version
Sabtu, 04 May 2013

Delegasi Umat Islam: Kedubes Myanmar Panas tapi Lebih Panas Darah Kami

JAKARTA (voa-islam.com) - Sekjen Komite Advokasi untuk Muslim Rohingya-Arakan (KAMRA), ustadz Bernard Abdul Jabbar yang menjadi salah satu dari 14 delegasi perwakilan umat Islam menemui Dubes Myanmar mengungkapkan situasi berlangsungnya pertemuan.

Awalnya delegasi umat Islam sempat disambut dengan tidak hormat. Perwakilan Kedubes Myanmar hanya menerima mereka di halaman sambil berdiri. Namun setelah didesak mereka pun dipersilahkan masuk, itu pun di dalam ruangan yang tidak nyaman, dengan AC yang mati.

“Awalnya kita hanya diterima di halaman sambil berdiri, ini sebenarnya merupakan penghinaan. Tapi kita mendesak untuk kemudian bisa masuk ke dalam dan ternyata di dalamnya subhanallah, ruangannya sangat sempit, ACnya mati. Mereka bisa membunuh kaum muslimin di sana tapi beli AC saja mereka tidak mampu,” kata ustadz Bernad Abdul Jabbar dalam orasinya di hadapan ribuan kaum Muslimin, di depan Kedubes Myanmar, di Jl. Agus Salim, Jakarta Pusat, pada Jum’at (3/5/2013).

...Kami kepanasan, tapi lebih panas lagi darah kami ketika melihat saudara-saudara kami dibantai

Para delegasi umat Islam yang akhirnya masuk ke dalam ruangan tanpa AC itu pun kepanasan.  “Kami kepanasan, tapi lebih panas lagi darah kami ketika melihat saudara-saudara kami dibantai,” ujarnya.

Inti dari pertemuan antara delegasi umat Islam dan pihak kedubes Myanmar, bersepakat dengan adanya dialog guna mencari solusi menghentikan kezaliman terhadap Muslim Rohingya.

“Tapi insya Allah, dari pertemuan tadi karena duta besarnya tidak ada di tempat, diterima oleh perwakilan yang lain. Karena itu insya Allah dalam satu atau dua hari ini kita akan mendapatkan kesempatan untuk selalu melakukan dialog urusan Myanmar ini,” ungkapnya.

...kalau mereka menutup dialog ini, maka jihad yang akan kita lakukan. Dan kita akan menurunkan massa yang lebih banyak...

Namun, delegasi umat Islam memperingatkan jika pintu dialog tertutup umat Islam di Indonesia akan mengusung jihad membela Muslim Rohingya di Myanmar.

“Tapi kalau mereka menutup dialog ini, maka jihad yang akan kita lakukan. Dan kita akan menurunkan massa yang lebih banyak dari ini. Kalau mereka menutup dialog, kita akan datang ke tempat ini dan biarkan umat Islam melakukan apa saja kepada kedutaan besar Myanmar,” tegasnya. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version