View Full Version
Sabtu, 04 May 2013

Aksi Berlangsung Damai:Seruan "We Want Jihad"Gentarkan Kedubes Myanmar

JAKARTA (voa-islam.com) – Ba’da Jum’at (3/5)kemarin, ribuan umat Islam Indonesia berkumpul di Bunderan HI untuk melakukan aksi solidaritas muslim Rohingya di Myanmar. Sejumlah tokoh dan pimpinan ormas Islam yang hadir menyampaikan orasi dan seruan takbir.

Di atas mobil bak terbuka, Sekjen Komite Advokasi untuk Muslim Rohingya-Arakan (KAMRA), ustadz Bernard Abdul Jabbar, selaku koordinator lapangan (korlap) membakar semangat kaum muslimin Indonesia untuk membela muslim Rohingya yang dizalimi pemerintah Myanmar dan ekstrimis Budha.

“We…want..we want jihad.” Seruan jihad korlap bergema sepanjang bunderan HI dan saat longmarch menuju Kedubes Myanmar di kawasan Menteng. Dalam barisan yang rapi, umat Islam menyampaikan aspirasi dan protesnya secara damai. Tetap satu komando. Sesekali terdengar ledakan kembang api  di sekitar bunderan HI.

Puluhan aparat dikerahkan sejak pagi hari. Sementara itu akses jalan menuju Kedubes Myanmar di kawasan Menteng, ditutup dengan alasan keamanan. Di depan Kedubes Myanmar terlihat beberapa mobil water canon dan puluhan aparat yang berjaga-jaga.

“Hasbunallah wani’mal wakil ni’mal maula wani’man nasir” dilaungkan laskar FPI yang mengawal Ketua Umum FPI Habib Rizieq Syihab dan para pimpinan ormas Islam lainnya, seperti KH. Muhammad Al Khaththath, Ustadz Abu Jibril, Habib Selon, Ustadz Murhali Barda dan sebagainya.  

Peserta aksi akhirnya hanya bisa melakukan orasi sekitar 50 meter dari kedubes, karena mendapat penjagaan aparat yang dilengkapi oleh tameng.

Dalam orasinya, Ustadz Bernard menegaskan, syariat jihad adalah syariat yang mulia, yang diturunkan Allah untuk memelihara kehidupan dan kehormatan manusia. “Dalam jihad tidak boleh membunuh orang lemah, yang tidak ada kaitannya dengan urusan peperangan. Tapi ketika mereka membunuh muslimah, orang tua, anak-anak, maka umat Islam harus berjihad melawan kezaliman. “

“Siapkah antum berangkat jihad ke Myanmar?” Tanya Ust Bernard .

“Siappp,” sambut kaum muslimin dengan pekikan takbir.

“Islam bersatu tak bisa dikalahkan,” demikian suasana di depan Kedubes Myanmar.

Kaum muslimin tidak rela membiarkan kehormatan saudaranya diinjak, walau berbeda bangsa dan bahasa. “Tak ada yang bisa menghalangi semangat kaum muslimin untuk membela saudara muslim Rohingya yang dizalimi. Umat Islam tidak boleh lalai dengan syariat jihad. Tidak ada kemuliaan selain jihad. Sudah cukup darah kaum muslimin tumpah. Kami mujahid bukan teroris.”

“Sesama muslim, ibarat satu tubuh, jika saudara tersakiti, maka kita akan merasakan sakit yang sama. Karena kita bersaudara,” kata Ust Bernard. [desastian]

 


latestnews

View Full Version