View Full Version
Sabtu, 04 May 2013

Habib Rizieq: Isu Bom di Kedubes Myanmar, Tak lebih Berita Sensasi

 

JAKARTA (voa-islam.com) – Dalam orasinya, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab menegaskan, ada upaya menghalangi aksi solidaritas muslim Rohingya dengan beredarnya isu bom di Kedubes Myanmar. Isu itu tak lebih berita sensasi murahan yang bertujuan untuk membatalkan aksi solidaritas umat Islam Indonesia atas Muslim Myanmar.  

 “Kami melakukan aksi dengan akhlakul karimah, namun tetap dengan semangat jihad yang berkobar,” tegas Habib.

Seperti diberitakan beberapa media online dan televisi swasta, jelang dilaksanakannnya aksi solidaritas muslim Rohingya di bunderan HI dan dilanjutkan dengan melakukan konvoi menuju Kedubes Myanmar, dimunculkan pemberitaan soal penggerebekan terduga teroris dalam waktu bersamaan, Jumat, 03/05/2013.

DetikNews misalnya memberitakan seputar penggerebekan terduga teroris yang berlangsung di Jalan Bangka II, Kemang, Jakarta Selatan. Diberitakan, polisi telah melakukan penangkapan dua terduga teroris yaitu Zainal alias Asep dan Ovie. Polisi juga menggeledah rumah di Jalan Bangka II F, Kemang, Jakarta Selatan. Dalam penggeledahan itu polisi menyita 5 buah bom pipa siap ledak.

Di hari yang sama, polisi juga melakukan penggrebekan di daerah Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat. "Ada penggrebekan juga di Benhil," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto kepada wartawan. Rikwanto mengatakan, dalam penggrebekan di Benhil, polisi juga menyita sejumlah bahan peledak dan menangkap pelaku diduga terlibat aksi terorisme.

Sangat aneh, jika penggerebekan tersebut, seperti ingin mengkait-kaitkan aksi FUI di depan kedubes Myanmar dengan ditemuinya bom di Jl Bangka dan Benhil.

Yang membuat spesial penangkapan semalam, Kamis (02/05/13) adalah momentumnya yang bertepatan dengan  akan dilaksanakannya Aksi Solidaritas Umat Islam terhadap Muslim Rohingya yang dilaksanakan pada Jumat (03/05/13) di Bundaran HI, Jakarta.

Ust Bernard Abdul Djabbar menilai, ada upaya dari pihak keamanan dan Kedubes Myanmar untuk menggagalkan aksi umat Islam.Hal itu dapat terlihat dari gerak cepat Densus 88 dalam menyimpulkan penemuan bahan peledak yang ada kaitannya dengan pemboman Kedutaan Besar (Kedubes) Myanmar. Bernard Abdul Djabbar menanyakan, mengapa jam 10 malam dilakukan penggrebekan, namun tiba-tiba Polisi sudah menetapkan terduga mau melakukan pengeboman Kedubes Myanmar. “Ini janggal,”katanya.

Sementara itu, sehari sebelum aksi, pihak FUI mengaku didatangi Kapolda Metro Jaya guna memfasiltasi pertemuan dengan pihak Kedubes Myanmar. Namun, FUI menolak ajakan itu. Sebab pihak Kedubes hanya membatasi tiga orang perwakilan umat Islam dalam pertemuan, sedangkan FUI ingin datang bersama massa umat Islam. [desastian]


latestnews

View Full Version