View Full Version
Jum'at, 24 May 2013

KPAI Beri Penghargaan Kepada 3 Pelajar SMP yang Gagalkan Perkosaan

JAKARTA (voa-islam.com) – Tiga pelajar SMP pemberani yang menggagalkan kekerasan seksual (perkosaan) terhadap gadis usia 16 tahun di hutan Tapos, Bogor, mendapat simpati dari berbagai pihak, salah satunya dari Komisi Perliñdungan Anak Indonesia (KPAI). Sikap heroik bocah pemberani itu dinobatkan KPAI sebagai Pejuang Perlindungan Anak.

Dalam konferensi pers yang digelar di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (23/5) KPAI mengapresiasi keberanian Muhammad Abdul Azis (Siswa kelas IX MTs Fathan Mubina Ciawi), Ilham Maulana (siswa kelas VII IX MTs Fathan Mubina Ciawi) dan Abdurrahman Assegaf (siswa SMPN 3 Ciawi kelas VIII) yang telah menggagalkan aksi perkosaan yang dilakukan oleh orang dewasa.

Selain KPAI, ketiga lelaki pemberani itu juga mendapat penghargaan dari berbagai pihak, seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Yayasan Diniyah Nusantara. Kemedikbud misalnya,  memberikan bantuan beasiswa Rp 900 ribu kepada ketiga anak tersebut dan menghadiahi 1 unit laptop (notebook) sebagai bentuk apresiasi, dan beasiswa senilai Rp 1 juta dari Yayasan Diniyah Nusantara.

Seperti diberitakan media massa, peristiwa itu terjadi Senin 20 Mei lalu. PA, salah seorang gadis usia 16 tahun dibawa tersangka menggunakan sepeda motor ke kawasan wisata hutan di Caringin, Bogor, untuk diperkosa. PA berhasil diselamatkan 3 pelajar SMP yang kebetulan melintas di lokasi kejadian. Ketiga pelajar pemberani itu bahkan sempat menahan pelaku sebelum dibawa ke Kantor Kepolisian Sektor Ciawi, Bogor.

KPAI menilai keberanian ketiga pelajar tersebut patut diacungi jempol. Hal itu sangat menunjukkan pendidikan karakter dalam diri mereka sudah teraplikasikan dengan baik. "Itu menunjukkan kematangan pendidikan karakter. Mereka melihat dan merespon sesuatu secara spontan," kata Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Badriyah Fayumi.

Hal senada juga dikatakan Ketua Divisi Sosialisasi KPAI Dr Asrorun Niam Sholeh, "Kami mengapresiasi kepekaan sosial, keberanian mereka untuk mencegah tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak. KPAI menobatkan mereka sebagai Pejuang Perlindungan Anak. Walaupun mereka anak kecil tapi telah melakukan hal besar," katanya pada wartawan.

Dikatakan Niam yang juga merupakan anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu, KPAI mendorong pemerintah untuk memperhatikan dan menguatkan pendidikan karakter anak, sehingga muncul anak-anak yang berani menegakkan dan membela kebenaran.

"Kita tentu tidak ingin anak-anak frustasi dan apatis, bahkan cenderung permisif. Pembentukan karakter sangat penting, agar muncul anak-anak seperti mereka yang penuh kesadaran akan pentingnya nilai keadaban sebagai manusia berbudaya yang tidak rela kampungnya dinodai oleh tindak kekerasan seksual. Hebatnya lagi, mereka tidak main hakim sendiri, karena pelaku diserahkan pada aparat," kata Niam.

Setiap anak wajib menjalankan etika dan akhlak mulia. Dan ketiga anak itu sudah menunjukkan itu."Adik-adik kita itu sudah melakukan itu. Mereka menunjukkan pendidikan karakter berhasil dijalankan dengan baik," jelas Badriyah. [desastian]


latestnews

View Full Version