View Full Version
Ahad, 16 Jun 2013

Mahasiswa Minangkabau di Mesir Ikut Tolak Pembangunan RS Siloam

MESIR (voa-islam.com) - Meski belum ada kejelasan mengenai kepastian agenda Lippo Grup di Kota Padang, apakah dilanjutkan atau dibatalkan, namun arus penolakan terhadap pembangunan RS. Siloam dan seluruh turunannya terus berlanjut. Kali ini, penolakan tersebut datang dari mahasiswa  Minangkabau di Mesir yang tergabung dalam Kesepakatan Mahasiswa Minangkabau (KMM) Mesir.

Ketua KMM Mesir Muhammad Syukron menjelaskan alasan mahasiswa Minangkabau menolak hal tersebut karena demi mempertahankan filosofi masyarakat minangkabau Adat Basandi Syarak dan Syarak Basandi Kitabullah, artinya adat itu didasarkan kepada syariat dan syariat berdasarkan kepada Alquran.

Ia juga melanjutkan alasan terpenting lainnya untuk menolak RS. Lippo, “Sebagai upaya preventif sebelum terjadinya musibah akidah di Minangkabau.” Ia juga menjelaskan bahwa tidak ada musibah yang lebih besar  dari pada musibah agama.   

Dalam surat resmi penolakan tertanggal 12 Juli 2013 yang diterbitkan oleh Dewan Pengurus KMM Mesir, terdapat 8 poin hal yang ingin disampaikan kepada seluruh pihak yang terkait dengan masalah pembangunan tersebut, yaitu:

Pertama, menyadari sesungguhnya penanaman modal dari investor terhadap satu daerah yang bertujuan untuk pengembangan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja adalah hak pemerintah daerah sesuai dengan peraturan otonomi daerah yang dilindungi oleh Undang-undang dan Negara.

Kedua, melihat adanya kejanggalan dan reaksi masyarakat terhadap pembangunan Super Blok Lippo/Siloam oleh Lippo Group yang berindikasi kepada kristenisasi berkedok investasi, akan berdampak negatif terhadap akidah umat Islam di Sumatera Barat dan berpotensi merusak nilai-nilai Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah, Syara’ Mangato Adat Mamakai yang menjadi titik tolak pembangunan Sumatera Barat.

Ketiga, melihat pentingnya peran ini dipertahankan oleh kita selaku masyarakat Sumatera Barat, baik yang ada di kampung halaman maupun di perantauan, juga mendukung sepenuhnya desakan dan usaha yang telah dilakukan oleh MUI, Ormas-ormas Islam, LKAAM, PII, KAMMI dan lain sebagainya, selama yang dilakukan dalam koridor syariat dan memperhatikan sopan santun yang dibenarkan dalam adat Minangkabau.

Keempat, menolak pembangunan Super Blok Lippo/Siloam di Jalan Khatib Sulaiman Padang oleh Lippo Group pimpinan James T Riady, meskipun dalam proyek Lippo Group ini dinyatakan tidak akan ada upaya kristenisasi, KMM Mesir memandang bahwa menutup segala celah yang berpotensi terjadinya kristenisasi dan pendangkalan akidah generasi Minangkabau masa datang mesti dilakukan. Sebagai upaya preventif sebelum terjadinya musibah akidah di Minangkabau. Karena tidak ada musibah yang lebih besar daripada musibah agama.

Keenam, mendesak Pemerintah Kota Padang untuk segera membatalkan izin pembangunan Super Blok Lippo/Siloam tersebut.

Ketujuh, meminta DPRD Kota Padang dan DPRD Sumatera Barat berkoordinasi dengan Gubernur Sumatera Barat untuk mendesak Pemerintah Kota Padang agar segera membatalkan izin pembangunan Super Blok Lippo Group.

Kedelapan,menghimbau para pemilik modal yang berasal dari Minangkabau dimanapun berada untuk berinvestasi di ranah minang, agar kemajuan pembangunan perekonomian masyarakat Minangkabau bisa diraih tanpa harus mengorbankan akidah.

Sikap penolakan ini didukung oleh seluruh mahasiswa Minangkabau yang berada di Mesir yang notabenenya sebagai mahasiswa Al-Azhar serta menjunjung tinggi kebersamaan dan mufakat untuk saling menjaga keharmonisan antar sesama muslim. (desas/Ahwazy Anhar)


latestnews

View Full Version