View Full Version
Senin, 17 Jun 2013

Media Sekuler Telah Berdusta Terkait Berita Terbunuhnya Ahmad Nudin

POSO (voa-islam.com) – Masyarakat Poso menyayangkan pemberitaan di media massa, baik cetak maupun elektronik yang tidak berimbang dan terlebih tidak mendekati kebenaran terkait aksi demo warga Poso sesaat setelah Ahmad Nudin dibunuh Densus 88 pada Senin (10/6/2013) sore di jalan Pulau Irian, kota Poso, Sulawesi Tengah.

Sedangkan dari pihak keluarga, lebih sangat menyesalkan lagi. Pasalnya, mereka yang merasakan secara langsung, betapa media massa tidak bisa bersikap obyektif saat memberitakan kematian Ahmad Nudin. Mereka menjelaskan bahwa masyarakat Poso, banyak sekali yang melihat langsung peristiwa dibunuhnya Nudin oleh Densus 88.

Namun media massa sekuler kelihatannya lebih “asyik dan menguntungkan”, jika mengambil sumber berita yang terkait dengan kasus terorisme dari satu pihak saja, yakni kepolisian. Warga dan keluarga pun menyeru masyarakat untuk tidak percaya lagi terhadap media massa yang hanya menjadi corong Densus 88.

...Itu media itu pak, jangan bapak percaya, yang bapak percaya (orang-orang -red) di sini. Karena kita orang banyak informasi yang lihat dengan mata kepala sendiri...

“Itu media itu pak, jangan bapak percaya, yang bapak percaya (orang-orang -red) di sini. Karena kita orang banyak informasi yang lihat dengan mata kepala sendiri,” kata bu Zainab, ibunda Ahmad Nudin kepada voa-islam.com pada Jum’at (14/6/2013) di Poso.

Bu Zainab menegaskan jika media massa khususnya media televisi seperti TV One dan Metro TV yang selama ini selalu setia mengabarkan setiap peristiwa yang terkait terorisme secara live, tak lebih hanya sebagai media pendusta saja.

Dan terkait berita kematian Ahmad Nudin yang dibunuh Densus 88, bu Zainab mengatakan jika sumber yang lebih falid dan bisa dijadikan rujukan sumber berita yang otentik lebih banyak, akan tetapi kenapa media massa tidak mencari sumber berita tersebut?

...Nah itulah, media itu memang media pendusta semua itu. Ndak ada yang dipercaya itu. Karena kenyataannya kita orang di sini (warga masyarakat Poso -red) yang tau kejadian yang sesungguhnya di sini...

“Nah itulah, media itu memang media pendusta semua itu. Ndak ada yang dipercaya itu. Karena kenyataannya kita orang di sini (warga masyarakat Poso -red) yang tau kejadian yang sesungguhnya di sini,” jelasnya.

Ibu yang mempunyai lima orang anak dan dua diantara anaknya sudah meninggal karena dibunuh Densus 88 inipun berpesan dan mengingatkan masyarakat Indonesia agar tidak mempercayai media massa sekuler yang penuh dengan kedustaan dalam mengabarkan berita-berita terkait kasus terorisme.

Media yang harusnya menjadi balance atau penyeimbang dalam sebuah peristiwa yang terjadi, menurutnya  sudah kehilangan kontrol sosialnya dan tak ada gunanya lagi. Lebih dari itu, media massa yang sudah “berubah kelamin” seperti itu menurut bu Zainab sudah tak pantas lagi disebut sebagai media “terpercaya dan terdepan dalam mengabarkan”.

...Makanya kalau ada kejadian (pembunuhan Densus 88 terhadap warga -red) begitu, jangan percaya dengan media-media (sekuler -red) yang tidak berguna, tidak berfungsi, tidak jelas seperti itu. Saya mohon sama bapak dan warga masyarakat lainnya, jangan percaya itu...

“Makanya kalau ada kejadian (pembunuhan Densus 88 terhadap warga -red) begitu, jangan percaya dengan media-media (sekuler -red) yang tidak berguna, tidak berfungsi, tidak jelas seperti itu. Saya mohon sama bapak dan warga masyarakat lainnya, jangan percaya itu,” serunya.

Sedangkan Ummu Hasyim, istri dari Ahmad Nudin juga mengungkap hal yang serupa. Perempuan yang sekarang menjadi janda dan mengasuh satu anak yatim lantaran suaminya dibunuh Densus 88 ini menyatakan jika media massa, khususnya media televisi telah berdusta semua terkait berita kematian suaminya.

“Iya itu pak, saya tidak mau Densus di bilang menembak, dia (Densus 88 -red) itu pembunuh. Tolong ini berita di kabarkan pak. Pendusta semua media (sekuler -red) itu yaa Allah,” ujar Ummu Hasyim sambil menangis. [UD]


latestnews

View Full Version