View Full Version
Rabu, 19 Jun 2013

Astaghfirullah, Istri Mujahid Dilecehkan Petugas di Mako Brimob

DEPOK (voa-islam.com) - Kabar memilukan datang dari para muslimah, istri para mujahidin yang ditahan di Mako Brimob, Kelapa Dua Depok. Mereka mendapat pelecehan petugas wanita saat hendak membesuk suaminya.

Fathimah (bukan nama sebenarnya, red.), salah seorang istri mujahid yang hendak membesuk suaminya di Mako Brimob, dengan suara lirih sambil menangis mengaku diperlakukan tak senonoh oleh petugas wanita saat melakukan pemeriksaan.

“Saya pernah disuruh membuka celana dalam saya, lalu petugas itu memeriksa hingga kemaluan saya, tapi saya menolak,” ujarnya kepada voa-islam.com, Selasa (18/6/2013).

Setelah ia menolak, maka pihak petugas di Mako Brimob dengan garang melarangnya masuk untuk membesuk sang suami.

Perlakuan tersebut terjadi pada tanggal 10 dan 24 Mei 2013 oleh seorang petugas wanita bernama Dwi Martini dan seorang lainnya yang tak diketahui namanya.

Fatimah juga menceritakan temannya, Zainab (bukan nama sebenarnya, red.) yang diperlukukan serupa saat kebetulan membesuk suami pada waktu yang sama.

“Tanggal 24 Mei 2013 sama si bencong (sebutan untuk seorang Polwan yang postur tubuhnya menyerupai pria, red.) diturunin celana dalamnya, sambil dilihat di dalam gamis dari bagian bawah. Diulangi lagi pada tanggal 11 Juni 2013 sama Polwan lain,” ungkapnya.

Tak hanya itu, bahkan Ummu Azmi (60 th) seorang ibu yang sudah sepuh ketika hendak membesuk di Mako Brimob juga diperlakukan sama.

Ummu Azmi saat itu terkejut dan hanya bisa beristighfar, hingga akhirnya dirinya tak dilarang masuk oleh petugas.

Allahu Akbar, masya Allah, astaghfirullah, la hawla wala quwwata illa billah, saya dipaksa untuk itu. Biasanya saya tidak pernah diperlakukan demikian, meskipun ada ummahat yang diperlakukan seperti itu,” ucapnya saat dihubungi voa-islam.com, Selasa (18/6/2013).

Perlakuan itu, menurut Ummu Azmi sering terjadi terhadap para istri-istri mujahid yang hendak membesuk suaminya.

“Waktu itu kami disuruh masuk ke suatu ruangan, dimana barang-barang kami sudah diperiksa. Lalu petugas itu memeriksanya. Saya tidak bisa berkata-kata kecuali astaghfirullah, sambil menggelengkan kepala saya. Lalu petugas mengatakan; kalau begitu ibu tidak bisa masuk ke dalam. Tapi mulut saya terus beristighfar,” tuturny.

Meski sudah datang jauh-jauh dari luar kota, akhirnya Ummu Azmi tak bisa membesuk anaknya lantaran menolak diperlakukan tak senonoh.

“Tolong bilang ke pos awal, kalau mereka tidak mau diperiksa jangan dibolehkan masuk,” ujarnya sambil menirukan seorang petugas wanita.

Para ummahat (ibu-ibu) istri para mujahidin yang menjadi korban perlakuan tak senonoh itu telah melaporkan kejadian tersebut kepada Tim Pengacara Muslim (TPM), Achmad Michdan. Apabila kejadian itu terus berlanjut, rencananya TPM akan melaporkannya kepada Komnas HAM. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version