View Full Version
Sabtu, 29 Jun 2013

Tolak Gereja Liar, Pemda Klaten Didemo Warga Jogonalan

KLATEN (voa-islam.com) – Rabu (26/6/2013) siang, ratusan massa yang merupakan warga kecamatan Jogonalan kabupaten Klaten beserta gabungan elemen Islam Klaten yang terdiri dari FPI, FUI, MMI, KOKAM Muhammadiyah, JAT, MTA dan FKAM menggelar aksi unjuk rasa di kantor Pemerintah Daerah (Pemda) Klaten, Jawa Tengah.

Demo ini bertujuan untuk menolak pembangunan gereja Griya Samadi di desa Rejoso, kecamatan Jogonalan, kabupaten Klaten. Tempat ibadah (gereja) yang menurut warga berstatus “liar” ini ditolak karena tidak mengantongi ijin dari warga setempat dan pejabat-pejabat terkait yang ada di kecamatan Jogonalan.

Sedangkan, aksi unjuk rasa yang dilakukan di Pemda Klaten lantaran adanya salah satu pejabat Pemda Klaten yang disinyalir mendukung pembangunan gereja “liar” tersebut dan memperkeruh situasi keamanan di kecamatan Jogonalan.

...Kedatangan kami (gabungan elemen Islam Klaten -red) dan para warga Jogonalan untuk menolak pembangunan gereja liar di Jogonalan. Selain itu, kita juga mendesak pak Bupati mencopot dan memberi sanksi kepada pejabat terkait yang memperkeruh suasana...

Tidak hanya oknum pejabat Pemda Klaten, Kapolres Klaten AKBP Yohanes Ragil Heru Susetyo Sik, M.Hum juga disinyalir membuat suasana tidak kondusif. Pasalnya, sebagai penegak hukum, harusnya Kapolres Klaten menjadi penengah. Namun kenyataannya Kapolres Klaten justru membela salah satu pihak tertentu, yakni gereja.

Menurut Marno, salah satu peserta aksi demo yang merupakan pengurus Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) Klaten, aksi Rabu siang itu bertujuan untuk mendesak Sunarna, Bupati Klaten agar sesegera mungkin mencopot pejabat yang bersangkutan karena mendukung gereja yang telah melanggar SKB 2 Menteri.

“Kedatangan kami (gabungan elemen Islam Klaten -red) dan para warga Jogonalan untuk menolak pembangunan gereja liar di Jogonalan. Selain itu, kita juga mendesak pak Bupati mencopot dan memberi sanksi kepada pejabat terkait yang memperkeruh suasana,” ujarnya kepada voa-islam.com, Rabu (26/6/2013).

...Kami datang kesini untuk menolak pembangunan gereja (Griya Samadi -red) di desa kami. Tempat itu awalnya bukan untuk dijadikan gereja, tapi sekarang perkembangannya kok mau dijadikan gereja...

Sementara itu, Pak Ibrahim (nama samaran), salah satu warga Jogonalan yang ikut aksi demo pada Rabu siang itu mengungkapkan jika warga masyarakat desa Rejoso Jogonalan sudah resah dengan adanya gereja liar tersebut.

Pasalnya, pembangunan gereja tersebut tidak mengantongi izin dari warga. Selain itu, awal mula bangunan yang rencananya akan dijadikan tempat ibadah bagi orang Kristen itu telah membohongi warga. Sebab, bangunan tersebut sebelumnya di informasikan bukan untuk tempat ibadah.

“Kami datang kesini untuk menolak pembangunan gereja (Griya Samadi -red) di desa kami. Tempat itu awalnya bukan untuk dijadikan gereja, tapi sekarang perkembangannya kok mau dijadikan gereja,” katanya. [Khalid Khalifah]


latestnews

View Full Version