Okky Asokawati: Miss World Tidak Dongkrak Parawisata Indonesia

JAKARTA (voa-islam.com) – Anggota legislatif dari PPP Dra.Hj. Okky Asokawati, S.Psi yang juga mantan model membantah jika ajang Miss World akan menambah pemasukan negara dari sektor pariwisata. Masih banyak cara lain yang bisa dilakukan jika hanya sekedar untuk mempromosikan pariwisata sebuah negara ataupun untuk melihat kecerdasan seorang perempuan tanpa harus menggelar ajang Miss World.

“Tidak signifikan digelarnya Miss World untuk bisa mendongkrak wisata, itu ibaratnya seperti setetes air di lautan. Jika Indonesia pengen terkenal masih banyak cara lain yang lebih sophisticated dan lebih intelek untuk dilakukan daripada sekedar menggelar Miss World,” pungkasnya.

Dikatakan Oky, tidak perlu kita melakukan hal-hal yang secara etis kurang baik untuk hal tersebut, dengan kata lain masih banyak cara-cara lain jika kita ingin mempromosikan negara ke kancah internasional ataupun berusaha untuk mengangkat identitas seorang perempuan,” jelas bintang iklan dan presenter yang juga mantan model serta peragawati terkenal era 80-an ini kepada voa-islam.com belum lama ini di sela-sela deklarasi Gerakan Nasional Anti Miras di bundaran Hotel Indonesia Jakarta.

Okky yang juga pendiri OQ Modelling ini menyatakan penolakannya terhadap digelarnya kontes Miss Wordl di Indonesia. “Saya menolak dengan sudut pandang saya sebagai partai Islam,” ujarnya.

Diakui oleh Okky cara pandangnya terhadap Miss World akan berbeda ketika dirinya dulu menjadi model dengan kondisi saat ini saat ia sudah mengenakan hijab dan menjadi anggota legislatif dari partai Islam. Menurutnya tubuh yang sehat dan indah memang harus dijaga dan diraih, akan tetapi hal itu harusnya bukan untuk menjadi konsumsi publik meskipun banyak pihak berdalih dengan alasan hak asasi manusia dan sebagainya.

Ketika ditanya apakah dengan menolak digelarnya Miss World berarti melepaskan satu kesempatan untuk mendapatkan keuntungan bagi negara dari acara tersebut?  Okky balik bertanya, “Apa karena pakai kerudung rejeki akan menjauh?” [desastian]