View Full Version
Kamis, 12 Sep 2013

Dua Tahun Berlalu, Dalang Kerusuhan 9/11 di Ambon Masih Misteri

AMBON (voa-islam.com) - Tepat dua tahun yang lalu Kota Ambon dilanda konflik antar dua komunitas (Muslim dan Kristen) yang menyebabkan terjadinya korban harta benda dan jiwa.

Peristiwa 11 September 2011 (9/11) berupa penyerangan terhadap pemukiman warga muslim Kampung Waringin oleh massa Kristen telah menyebabkan ratusan rumah hangus terbakar dan 8 warga muslim tewas.

Konflik horisontal tersebut sebenarnya bisa dihindarkan sekiranya pihak kepolisian mampu mengungkap secara jujur dan transparan peristiwa tewasnya seorang tukang ojek muslim bernama Darvin Saiman di Kampung Kristen Gunung Nona yang diyakini oleh keluarga korban dan warga muslim sebagai peristiwa pembunuhan yang direkayasa sebagai kecelakaan lalu lintas.Beberapa bukti dan tanda yang ada pada jenazah korban tidak nampak adanya bekas kecelakaan lalu lintas namun justru lebih nampak adanya penganiayaan sebelum dibunuh.

Peristiwa ini kemudian memicu kemarahan dari warga muslim yang menuntut keadilan dan berujung pada terjadinya bentrokkan dengan warga Kristen.

Kerusuhan pada 11 september 2011 sebenarnya adalah peristiwa yang cukup besar dilihat dari jumlah korban baik harta benda maupun jiwa yang diderita oleh warga muslim Ambon. Namun sepertinya pengungkapan terhadap peristiwa tersebut tidak ditangani secara serius oleh pihak Kepolisian Polda Maluku.

Hingga hari ini tidak pernah diungkap peristiwa sebenarnya dari kasus pembunuhan terhadap Darvin Saiman yang pada saat itu pihak Polisi pernah menjanjikan kepada keluarga korban akan melakukan visum ulang. Pihak Kepolisian juga tidak pernah mengungkap siapa dalang dan pelaku penyerangan kampung waringin yang menyebabkan ratusan rumah warga muslim hangus terbakar dan delapan warga muslim tewas.

Peristiwa 11 september 2011 masih meninggalkan banyak tanya bagi warga Muslim Ambon. Beberapa warga Muslim Ambon pun memberikan tanggapan beragam terkait kerusuhan tersebut.

“Jangan heran kalau polisi tidak mengungkap kasus waringin karena tidak ada dananya, Polisi akan kerja kalau ada uangnya," kata Fadli warga Desa Batumerah, Ambon kepada voa-islam.com, Rabu (11/9/2013).

Ungkapan pesimis juga dikatakan oleh Abdullah seorang yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). “ada pihak-pihak yang dapat mengintervensi pihak kepolisian Polda Maluku, sehingga polisi lebih condong kepada kepentingan tersebut dibanding mengusut tuntas kasus tersebut,sebab lain karena yang menjadi korban adalah kaum muslimin," ungkapnya.

Masih menurut Abdullah hal lain yang menyebabkabkan peristiwa tersebut tidak diungkap secara tuntas adalah,"Tokoh-tokoh kita (muslim-red) tidak bisa apa-apa,coba kalau yang jadi korban Nasrani pasti akan ada desakan sangat kuat untuk mengusutnya," ujarnya

Rupanya peristiwa dua tahun lalu masih  diingat oleh warga muslim Ambon dan masih menyisakan banyak tanya bagi sebagian warga muslim Ambon yang merasa masih jauhnya rasa keadilan bagi mereka. [AF]


latestnews

View Full Version