View Full Version
Rabu, 11 Dec 2013

Habib Rizieq Kembali Tegaskan Dukung Pelarangan Syiah di Indonesia

BEKASI (voa-islam.com) – Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab hadir dalam acara "Seminar Mengurai Problema Sunni-Syiah dalam Perspektif Ukhuwah" yang digelar di Islamic Centre Bekasi pada Rabu (11/12).

Ia bersama Prof. Dr. Kamaluddin Nurdin seorang peneliti syiah dari negeri jiran Malaysia yag didapuk menjadi pembicara.

Kehadiran Habib Rizieq Shihab tentu memuaskan animo umat Islam yang hadir, pasalnya ia sempat di ragukan karena keberpihakannya pada kasus syiah dan Ustadz Mudzakir 'Gumuk'.

Tak hanya kali ini Ketua FPI Pusat, Habib Riziq Shihab menegaskan bahwa dirinya siap memerangi Syi’ah Ghulat yang kafir dan Syi’ah Rafidhah yang sesat.

Pernyataan tegas Habib ini disampaikan dalam acara Tabligh Akbar bertema “Menggalang Ukhuwwah Islamiyah dalam Menghadapi Era Globalisasi” -di halaman Gedung Syari’ah, Banyuanyar, Surakarta,  pada Ahad (7 Muharram 1435 H/ 10/10/2013) lalu.

“Saya tantang semua orang yang menuduh saya Syiah. Bahkan saya tantang mereka mubahalah. Saya tantang dimanapun anda berada! Mari kita Mubahalah, kalau Anda benar bahwa saya ini syi’ah, saya dilaknat oleh Allah, mati dalam keadaan hina..!!! tapi kalau saya yang benar, saya bukan Syiah. . Anda menfitnah. . Anda yang dilaknat Allah, mati dalam keadaan hina. ..!! @dpp-fpi,” isi pesan tersebut.

Pada kesempatan seminar di Bekasi, Habib Rizieq kembali menyatakan dukungannya dengan dibuatnya undang-undang yang melarang aliran syiah menyebarkan ajarannya di Indonesia. 

Ia kemudian menyatakan bahwa pada Muktamar Sunni-Syiah pada 21-22 Januari 2007 di Doha, Qatar tersebut para tokoh ulama telah menyimpulkan tiga poin penting, berikut poin-poin tersebut:

Pertama, dilarang menghina atau melecehkan segenap ahlul bait Nabi Saw termasuk seluruh istrinya. Seluruh sahabat Nabi tanpa terkecuali.
“Ini sudah menjadi kesepakatan, gak boleh ada lagi yang menghina keluarga Nabi, sahabat Nabi tanpa terkecuali. Kalau mau berdialog, bersaudara, bertoleransi maka poin pertama ini harus ditepati oleh semua pihak,” ujar Habib Rizieq dalam kesempatannya.

Yang kedua, dan ini tidak kalah pentingnya, tekan Habib Rizieq. Dilarang melakukan misionarisme ajaran tertentu di wilayah yang lain. Indonesia ini negeri Ahlu sunnah waljamaah. Oleh karenanya, orang-orang syiah tidak boleh melakukan misionaris syiah di Indonesia.

“Jadi, saya setuju dengan apa yang disampaikan Dr. Kamal tadi. Kalau di Malaysia ada undang-undang yang melarang syiah untuk menyebarkan ajarannya. Mestinya di Indonesia juga dibuat undang-undang yang sama,” ujar Habib yang disahuti teriakan takbir para hadirin.

“Tidak boleh saudara, syiah menyebarkan ajarannya di negeri sunni. Itu akan menimbulkan konflik. Begitu juga sebaliknya, gak ada kan cerita orang sunni ke Iran untuk mensunnikan Iran. Gak ada sodara,” tegasnya lagi.

Habib menjelaskan bahwa di Iran itu penduduknya mayoritas beragama syiah. Jadi tidak boleh Ahlusunnah disana memaksakan ajarannya kepada orang syiah di Iran. Ia mempersilahkan jika Iran membuat peraturan melarang ajaran Ahlusunnah di negaranya.

“Tapi kita juga punya hak untuk bikin aturan. Indonesia merupakan negeri Ahlusunnah wal jamaah. Selain Ahlusunnah wal jamaah, tidak boleh menyebarkan ajarannya di Republik Indonesia,” seru Habib Rizieq diiringi pekikan ‘Allahu Akbar’ dari para jamaah.

Kemudian yang ketiga, mendorong para ulama untuk menggalakkan dialog. Jika ini terlaksana dengan baik. Maka, tidak akan ada lagi perpecahan yang terjadi.

“Kenapa di masyarakat bawah masih ada yang mencaci sahabat, bahkan hingga tingkat pimpinan menerbitkan dan menerjemahkan kitab-kitab yang mencela sahabat dan istri Nabi Saw. Bahkan disebarluaskan di negeri Sunni. Kalau begini caranya, kata Yusuf Qardhawi. Saya mundur! Anda hanya memanfaatkan kami untuk menyebarluaskan ajaran syiah”. [kiblat.net/abdullah/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version