View Full Version
Jum'at, 25 Apr 2014

Gunung Slamet Melontarkan Material Pijar yang Terus Meningkat

PURWOKERTO (Voa Islam) — Mahkluk Alloh Azza wa Jalla yang diberi nama Gunung Slamet yang berada di Purwokwrto terus beraktivitas dan menunjukkan kekuasaan Penciptanya. Sebagaimana di banyak daerah, kemusyrikan yang bertopeng kearifan lokal dan kristenisasi juga banyak terjadi di wilayah ini.

Namun kebanyakan manusia di akhir zaman ini masih saja acuh tak acuh dengan berbagai fenomena alam, padahal itu semua peringatan dari Alloh Rabbul 'Alamiin agar segera kembali kepadaNya.

Jika kita tetap hanya menganggap hal ini adalah sekedar fenomena alam tanpa ada hikmah dibaliknya, maka sebenarnya kita ini lupa diri karena berhiasnya dunia di sekitar kita. Sehingga kita menyangka hari Kiamat itu tidak akan pernah tiba dan itulah sebuah kekufuran sejatinya

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Slamet, Sukedi mengatakan bahwa frekuensi lontaran material pijar yang dikeluarkan Gunung Slamet, Jawa Tengah, meningkat.

"Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada Kamis (24/4), frekuensi lontaran material pijar yang terpantau pada pukul 00.00 hingga 06.00 WIB tadi memang lebih banyak," katanya saat dihubungi wartawan dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat (25/4).

Menurut dia, berdasarkan pengamatan Pos PGA Slamet di Gambuhan, Kabupaten Pemalang, Kamis (24/4) pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, tercatat sebanyak 21 kali lontaran material pijar.

Sementara pada Jumat pukul 00.00 sampai 06.00 WIB, tercatat sebanyak 62 kali lontaran material pijar dengan ketinggian 100-200 meter.

Selain itu, Pos PGA Slamet juga mencatat adanya 62 kali letusan asap putih tebal kecokelatan setinggi 300-800 meter, 17 kali suara gemuruh dengan intensitas lemah hingga sedang, 49 kali gempa letusan, dan 68 kali gempa embusan.

"Lontaran material pijar tersebut masuk kembali ke dalam kawah karena kawah Gunung Slamet sangat luas," kata Sukedi.

Dengan demikian, kata dia, material pijar yang dilontarkan itu tidak sampai menjangkau lereng gunung.

Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat sekitar Gunung Slamet yang meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes untuk tetap tenang dan tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari puncak.

"Aktivitas Gunung Slamet memang fluktuatif dan dalam sepekan terakhir sedikit meningkat, namun sampai sekarang statusnya masih tetap Waspada (level III)," imbuhnya.

Jika kita tetap hanya menganggap hal ini adalah sekedar fenomena alam tanpa ada hikmah dibaliknya, maka sebenarnya kita ini lupa diri karena berhiasnya dunia di sekitar kita. Sehingga kita menyangka hari Kiamat itu tidak akan pernah tiba dan itulah sebuah kekufuran sejatinya. (Abu Fatih/Aktualita/Voa Islam)

 


latestnews

View Full Version