View Full Version
Jum'at, 30 May 2014

Dahulu, Yang Ikut Jihad adalah orang Tarikat Sufi! Kini Gembosi Jihad?

SOLO (voa-islam.com) - Kamis Ba’da Asar (29/5/2014) di Gedung Umat Islam Surakarta, PSPI (Pusat Study Peradaban Islam) Surakarta Mengadakan bedah buku “Mengkristenkan Jawa” yang di bedah langsung oleh penulis buku Ustadz Muhamad Isa Anshory dan Ust Ari Wibowo selaku pemateri kedua.

Pemateri menjelaskan bahwa pulau Jawa adalah negeri kaum muslimin. Atas perjuangan para pendakwah Islam saat itu, dengan proses asimilasi dan akulturasi sehingga membuat para penjajah kafir kristen kesulitan untuk menarik ke dalam agamanya.

Ustadz Isa, dalam kesempatan sore itu, beliau memaparkan bahwa Islamisasi Jawa merupakan proses yang tidak mudah dan penuh tantangan. Meskipun demikan, para ulama dan dai kita dahulu berhasil mendakwahkan Islam kepada penduduk pulau Jawa, dan menjadi agama mayoritas.

Beliau juga menjelaskan gerakan jihad yang di motori oleh kaum tarikat sufi. Dalam rangka menentang kebijakan pemerintah Hindia Belanda, beliau mengatakan

“menjelang pemberontakan para petani di Banten tahun 1888, jadi jumlah orang yang mengikuti tarekat semakin banyak. Kita jangan membayangkan keadaan umat Islam saat itu se-ideal keadaan kita saat ini.” tegas beliau.

Karena memang saat ini, gerakan sufi identik dengan gerakan penggembosan jihad, akan tetapi Ustadz Isa membantah itu semua, sebagaimana beliau terangkan “terlepas dari sebagian komentar umat islam, bahwa ini adalah gerakan bid'ah dan sebagainya, kita bicara fakta dan sejarah. Jadi tarikat pada saat itu adalah gerakan yang sangat di takuti oleh pemerintah hindia belanda”

Tidak berhenti di situ, Ustadz yang pernah Study S1 jurusan Sejarah Fakultas Satra UnPad pada 2001 ini, menambahkan bahwa “...sebagian besar umat islam yang melawan pemerintahan Hindia Belanda di Jawa adalah tarikat sufi.

Makanya kalau ada orang yang mengatakan bahwa sufi dan tarikat adalah anti jihad, kalau kita melihat fakta dan sejarah pulau jawa maka hal itu sangat ahistoris” imbuhnya.

Bahkan dengan jelas beliau mengatakan “faktanya mereka yang ikut gerakan jihad adalah orang yang ikut gerakan tarikat dan gerakan tasawuf. Gerakan tasawuf yang makin membesar ini, maka mereka mengadakan gerakan pemberontakan (perlawanan) di Banten, hanya beberapa hari, tapi akibatnya orang orang Belanda sangat ketakutan sekali” demikian papar Ustadz Isa, yang juga telah menyelesaikan S2 di UMS tahun 2010 ini.

Akhirnya, semangat Jihad itu adalah semangat yang dimiliki oleh para pembela kebenaran untuk menghadang kebatilan para tirani, yang tidak semata mata di akomodir oleh sebagian kelompok saja, akan tetapi semua umat islam juga akan bangkit bila saatnya nanti.

Sebagaimana lazim diketahui, kini ormas-ormas Islam mendapat donasi miliaran rupiah dari Asia Foundation, Lembaga negara Iran. Selain itu di buai dengan beasiswa keluar negeri dan mengenyam pendidikan 'brain wash' ala barat yang mengakibatkan mereka menjadi berbalik menyerang Jihad, persis dengan gerakan Ahmadiyah di India yang mengembosi Jihad dan berbalik mendukung Inggris, gerakan Syiah di Iran, dan gerakan LDII, JIL, juga sufi di Indonesia. [adivammar/protonema/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version