View Full Version
Rabu, 27 Aug 2014

Ucapkan Bismillah Saat Resmikan Patung Yesus, Presiden SBY Dinilai Lecehkan Ajaran Islam

 

BANDUNG (voa-islam.com) – Seperti diberitakan berbagai media, Ahad (24/08) yang lalu, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meresmikan situs Pekabaran Injil berupa Patung Yesus setinggi 30 Meter. Saat meresmikan patung tersebut, SBY sempat mengucapkan Bismillahirrohmannirrahiim.

“Maka dengan terlebih dahulu memohon keridhaan Tuhan Yang Maha Esa seraya mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, situs Perkabaran Injil Mansinam Manokwari beserta berbagai infrastruktur pembangunan yang telah diselesaikan maka saya nyatakan dimulai penggunaannya. Pembangunan pabrik semen yang sudah lama ditunggu-tunggu, saya nyatakan dimulai,” kata Presiden SBY seperti yang dilansir RRI, Ahad (24/08).

Kontan saja pernyataan ini menuai tanggapan dari elemen umat Islam di Indonesia. Salah satunya dari Ketua Gerakan Pagar Aqidah (GARDAH) Ustadz Suryana Nurfatwa. Menurutnya Presiden di negeri ini terpaksa harus masuk dan meresmikan apapun yang berkaitan dengan agama-agama yang resmi.

“Tapi sangat disayangkan dan merupakan pelecehan atau penistaan terhadap ajaran Islam jika meresmikan patung Yesus yang jelas-jelas Tuhan bagi kaum Nasrani dengan mengucapkan Bismillah yang artinya dengan nama Allah, Tuhannya kaum Muslimin,” katanya kepada voa-islam.com melalui pesan pendeknya pada Selasa (26/08).

Selanjutnya, Ustadz Suryana mengatakan jangankan Allah, kami saja para penyembah Allah tidak suka dengan hal itu, bagi kami sudah final tidak ada Tuhan selain Allah maka sakit sekali hati kami Allah disertakan dalam meresmikan Tuhan lain.

“Kalau masalah menghargai ya siapa pun harus saling menghargai keyakinan masing-masing tapi jangan dong Pak Presiden mencampur adukan asma Allah kepada Tuhan yang lain,” tegasnya.

Sementara itu Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Provinsi Jabar Ustadz Hadiyanto mengatakan tidak usah heran jika Presiden SBY mengucapkan Bismillah ketika meresmikan patung Yesus.

“Karena sebagai seorang Presiden yang nasionalismenya no 1, maka faktor beda agama diabaikan,” ujarnya kepada voa-islam.com melalui pesan pendeknya pada Selasa (26/08).

[syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version