View Full Version
Rabu, 24 Dec 2014

Muhammadiyah Tak Haramkan Ucapan Natal, Syafi'i Ma'arif Samakan dengan Selamat Pagi

JAKARTA (voa-islam.com) - Di saat banyak Ormas Islam serta tokoh Islam mengharamkan ucapkan Selamat Natal kepada umat Kristiani, karena hal itu bertentangan dengan maqosidul tauhid (tujuan tauhid) dan syariah Islam, muncul pernyataan miring yang justru membuat banyak orang awam menjadi goyang.

Sebagaimana yang dilakukan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, yang membantah organisasinya telah mengharamkan seorang Muslim untuk mengucapkan Selamat Natal kepada umat Kristiani. Organisasi Islam tertua yang didirikan di Yogyakarta tahun 1912 itu, belum pernah mengeluarkan fatwa secara resmi yang mengharamkan Muslim mengucapkan selamat Natal.

"Kalau pun ada warga Muhammadiyah yang mengharamkan itu perorangan. Biasanya mengacu pada fatwa Buya Hamka," kata Sekretaris Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, pada Ahad, 21 Desember 2014.

Bukan hanya itu saja, tokoh organisasi masyarakat Islam Muhammadiyah, Syafi’i Maarif, mengatakan ucapan "Selamat Natal" sama bobotnya dengan menuturkan "Apa Kabar", "Selamat Pagi", dan sapaan lainnya. Menurut Syafii, sapaan itu justru bisa menimbulkan perdamaian.

"Damai di hati, damai di bumi," kata Buya Syafii, sapaan akrabnya, seperti dikutip Tempo, Jumat, 19 Desember 2014.

Buya Syafii juga menganggap lucu umat Islam yang melarang ucapan "Selamat Natal". "Itu lucu," katanya.

Ia mempertanyakan apakah umat Islam yang seperti itu lebih baik ketimbang lainnya.

 

Kerayu Setan, Terpeleset dalam Kenajisan Pluralisme

Dalam disiplin ilmu Islam yang ada, seseorang dikatakan sah dalam berhujjah manakala dia membawakan sebuah argumentasi yang kuat berdasarkan Al-Quran dan As-Sunah, akan tetapi bila keluar dari jalur yang ada maka hal itu tidak ternilai, artinya pendapat tersebut batal.

Pembahasan ucapan natal memang sebuah kasus yang terus berulang tiap tahunnya, karena memang permasalahan ini akan selalu muncul tiap tahunnya hingga umat Islam sadar akan kebatilan mengucapkan selamat natal.

Pasalnya, di saat bayak muallaf bersaksi bahwa ucapan selamat natal itu adalah bagian dari ketauhidan kritiani dan itu membahayakan aqidah umat Islam,kemudian para Ormas Islam dan tokoh Islam yang sadar iman dan istiqomah terus membentengi umat agar tidak terjebak dalam kebatilan itu,malahan ada beberapa orang yang dinilai terpandang mengeluarkan pernyataam nyeleneh bin ngawur.

Pernyataan tidak logis dan terbukti kesalahanya itu yang menghalalkan ucapkan natal, adalah bukti mereka telah masuk dalam jeratan bisikan setan, menyembah hawa nafsu dan terpenjara dalam kenajisan faham pluralisme karena telah sesat aqidahnya.

Maka kembali kepada Al-Quran dan As-Sunah adalah solusi agar kita selamat dunia dan akhirat. [bbs/syahid/protonema/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version