View Full Version
Kamis, 01 Jan 2015

Pesta Tahun Baru Adalah Pesta Perzinahan Massal?

JAKARTA (voa-islam.com) - Pesta menyambut tahun baru Masehi bukan hanya bentuk kemusyrikan, karena perayaan  tahun baru Masehi masih bagian dari perayaan  NATAL.

Jutaan  manusia berkumpul di tempat-tempat acara, mereka menikmati acara pergantian tahun, dan acara ini terus berlangsung setiap tahun. Perayaan tahun baru itu, juga menjadi ajang perzinahan ‘massal’ alias pesta ‘free sex’.

Lihat. Sejak sore hari pasangan laki-perempuan, terutama kalangan muda, mereka pergi berpasang-pasangan. Mereka pergi  ke tempat-tempat acara pergantian tahun baru, di mana pun.

Mereka benar-benar larut bersama dengan pasangannya masing-masing. Mereka memadati tempat-tempat wisata, resort, bungalow, hotel, café, dan pantai. Hingga dini hari.

Mereka sambil bercengkarama dengan pasangan masing-masing, makan, minum, dan  sambil menikmati acara pagelaran musik, atau mereka mencari tempat-tempat tertentu, yang romantis, hanya ingin menjadikan acara tahun baru Masehi itu, sebagai pelampiasan nafsu mereka. Ini berlangsung di kota-kota besar di seluruh Indonesia, bahkan sampai ke pelosok.

Lihat.Pergerakan manusia, terutama kalangan pasangan muda yang ada di Jakarta (Ancol-Hotel Indonesia),  Bandung (Lembang, Dago, dan lainnya), Bogor ( kawasan Puncak). Yogya, teruama kawasan Parangtritis, Semarang,  Solo, Surabaya (Kenjeran), Malang (Batu), Denpasar (Kuta), Manado, Medan, semua resort,hotel, bungalow, café dan pantai, penuh sesak dengan pasangan muda.

Semua itu, berakhir dengan ‘making love’ dari masing-masing pasangan muda yang mereka menikmati pergantian tahun. Hal ini seperti dituturkan oleh seorang yang memberikan gambaran  betapa kotornya pesta tahun baru Masehi, dan pasti diakhiri dengan perzinahan massal. Tidak ada yang lain.

Betapa hancurnya kalangan muda yang sudah menjadi sangat permisif (longgar) dengan  kehidupan agama (Islam),  dan mereka tidak peduli lagi dengna norma agama.

Lihat saja, di setiap resort, hotel, bungalow, dan tempat wisata, berderet parker motor, dan berbagai jenis kendaraan lainnya. Ini hanya menandakan terjadinya kehidupan yang ‘absurd’ dengan kedok mengikuti perayaan tahun baru.

Bahkan, di Madura yang terkenal masyarakatnya taat beragama (Islam), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mengecam pesta musik "dugem" dan tari telanjang dada yang dilakukan sekelompok pemuda di depan pendopo pemkab setempat pada malam pergantian tahun baru.

"Itu sangat tidak sopan, apalagi tempatnya di depan pendopo dan semestinya bisa diantisipasi," kata Sekretaris HMI Cabang Pamekasan, Hasan di Pamekasan, Rabu (31/12) malam.

Musik dugem adalah jenis musik yang biasa diputar di tempat-tempat hiburan malam tertutup.

Oleh para pemuda Pamekasan, jenis musik yang memekakkan telinga ini justru diputar di tempat-tempat umum, guna menyambut pergantian tahun baru 2015. Bahkan mereka menggelar pesta musik itu di depan pendopo pemkab, yakni di Jalan Kabupaten Pamekasan.

Di Pamekasan, Madura, kalangan mudanya, sudah berani dengan kegiatan yang sangat ‘bejat’, apalagi tempat-tempat lainnya, yang sudah jauh lebih bebas, dan tidak ada lagi norma agama. Maka, kehidupan ‘free sex’, jauh lebih berlangsung bebas, dan tanpa batas.

Pesta menyambut tahun baru, hakikatnya pesta menyambut ‘kemusyrikan’ ,  dan ‘perzinahan massal’, dan  itu berlangsung setiap tahun. Dilegalisasi dengan menyambut ‘tahun baru’ Masehi. [dimas/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version