View Full Version
Senin, 14 Sep 2015

Seluruh Korban Jemaah Haji Indonesia Dimakamkan di Sharaya

MAKKAH (voa-islam.com) - Berdasarkan informasi yang  dihimpun oleh voa-islam.com, tujuh orang jemaah haji Indonesia yang meninggal dalam tragedi jatuhnya cranedi Masjidil Haram  akan segera dimakamkan di Pemakaman Sharaya yang berada di kota Makkah, Jumat (11/9/2015).

Pengurusan jenazah tidak dilakukan pemerintah Indonesia, melainkan pihak Muassasah Asia Tenggara atau semacam institusi yang menyediakan seluruh akomodasi jemaah haji melalui maktab atau tim operasionalnya di lapangan. “Bukan kami yang melakukan pemakaman,” ucap Kepala daerah Kerja Makkah PPIH Arab Saudi, Minggu (13/7/2015).

Dikatakannya, bila sudah ada pemberitahuan dari Kantor Misi Haji Indonesia, pihak maktab akan mengambil jenazah untuk segera dimakamkan. Biasanya sebelum dimakamkan, pihak keluarga akan diberi waktu untuk melihat jenazah dengan mekanisme tertentu. Pihak keluarga khususnya yang ikut menjadi jemaah haji pada tahun ini bisa mengajukan melalui ketua kloternya.

Untuk itu, bila ada keluarga korban yang ingin melihat jenazah keluarganya bisa secepatnya menghubungi ketua Kloter supaya bisa diajukan secepatnya dari PPIH Arab Saudi kepada Muassasah. “Akan diberi waktu sedandainya ada (keluarga) yang mau melihat dan bertemu jenazah sebelum dimakamkan," ujarnya.

Siapapun jemaah yang meninggal di tanah suci selalu dimakamkan di Arab Saudi. Tempat pemakaman sudah disediakan untuk jemaah yag meninggal. Bila meninggal di Madinah akan dimakamkan di Baqi, sementara yang meninggal di Makkah akan dimakamkan di Sharaya.

"Selama ini kalau ada yang meninggal di Madinah dimakamkan di Baqi, sedangkan bila meninggal di Makkah akan dimakamkan di Sharaya," ungkapnya.

Jemaah haji Indonesia yang menjadi korban jiwa akibat peristiwa jatuhnya crane di Masjidil Haram ada tujuh orang. Masing-masing atas nama Iti Rasti Darimini, Masnauli Suuadil Hasibuan, Painem Dalio Badullah, Saparini Baharuddin Abdullah, Nurhayati Rasad Usman, Ferry Mauludin Arifin, dan Adang Joppy Lili.  

Di bagian lain, jemaah haji  Indonesia yang menderita luka-luka dalam peristiwa jatuhnya crane di Masjidil Haram berangsur-angsur membaik. Raja Salman bin Abdul Aziz mengunjungi para korban yang dirawat di rumah sakit di Makkah. Setelah sebelumnya 10 orang jamaah bisa kembali ke pemondokan, kini ada delapan orang lagi jemaah asal Indonesia yang sudah bisa bergabung dengan rombongannya beristirahat di pemondokan, Minggu (13/9/2015).

Dengan demikian, masih ada sebanyak 23 jemaah haji asal Indonesia yang masih dirawat di sejumlah rumah sakit Arab Saudi termasuk Balai pengobatan Haji Indonesia (BPHI). Kepala Daerah Kerja Mekkah Arsyad Hidayat menjelaskan, selain delapan orang yang bisa kembali ke pemondokan, satu orang jemaah asal Indonesia yang baru masuk menjalani perawatan di Rumah Sakit King Faisal Syisyah.

"Dengan demikian yang masih dalam perawatan sampai pukul 14.00 WAS (Waktu Arab Saudi) Minggu, ada sekitar 23 orang. Selain itu ada satu baru masuk menjalani perawatan atas nama Subandi Ahmad Sarbini dari UPG 16," jelas Arsyad.

Delapan jemaah yang menjadi korban jatuhnya crane di Masjidi Haram yang sudah kembali ke pemondokan diantaranya Sofiah Taizir Nasution, Kursia Nanting Lembong, Djumali Jamari Setro Wijoyo, Hasan Mansur Ahmad, Fatmawati Abdul Jalil, Abdul jalil Conci Leta, Rosdiana Mudu Toheng, dan Erni Sampe Dosen.

Sebelumnya, 10 jamaah asal Indonesia sudah dikembalikan ke pemondokan diantaranya Nuruddin Baasith Sujiyono, Suji Syarbaini Irono, Teti Herawati Mad Saleh, Apip Sahrono Rohman, Emmiwaty Janahar Saleh, Nur Baik Nasution, Ali Sabri Selamun, dan Endang Kaswinarni Poerwarton, Eniwaty Muhammad Syarif, dan Dewi Laila Mufida.

Dijelaskan Arsyad, jemaah haji  Indonesia yang masih dirawat terkait tragedi 11 September 2015 di Masjidil Haram tersebut, tersebar di lima rumah sakit Arab Saudi. Diantaranya enam jamaah dirawat di rumah sakit Al Zaheer, tujuh jemaah di rumah sakit Al Noor, tujuh jemaah di rumah sakit King Faisal Syisyah, tiga jemaah dirawat di rumah sakit King Abdullah, dan dan satu jamaah dirawat di rumah sakit tentara Arab Saudi, Askari.

Jamaah yang menjalani perawatan di rumah sakit Arab Saudi tidak dipungut biaya apapun. Tim kesehatan dari Daerah Kerja Mekkah terus memantau dan mengawasi perkembangan para jemaah yang masih di rawat di rumah sakit Arab Saudi. Dua orang tenaga musiman akan saling bergantian berjaga di rumah sakit. Sehingga bila pasien membutuhkan apa-apa, para tenaga musiman tersebut bisa memfasilitasinya dengan pihak rumah sakit karena mereka fasih berbahasa arab.

"Merekalah yang akan memberi bantuan kepada jamaah bila ada perawat atau tim medis yang membutuhkan komunikasi dengan pasien," katanya. 

Musibah yang datang di saat menunaikan ibadah haji ini adalah bagian dari ujian para jamaah haji yang sekarang sedang menunaikan ibadah. Apapun bentuknya, itu adalah bagian dari takdir yang tidak dapat ditolak oleh manusia. Karena sesungguhnya, musibah bisa datang kapanpun. (sasa/dbs/voa-islam.com)

Editor: RF

 


latestnews

View Full Version