View Full Version
Selasa, 15 Dec 2015

Pj Gubernur Kalsel Resmikan Pembangunan Gedung Belajar Akademi Dakwah Indonesia

ACEH (voa-islam.com) - Tokoh Aceh yang kini menjadi Pejabat (Pj) Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Ir Tarmizi A Karim MSc meresmikan pembangunan gedung belajar Akademi Da’wah Indonesia (ADI) Aceh di Markaz Dewan Da’wah Aceh Gampong Rumpet, Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar, Sabtu (12/12) sore.
 
Gedung yang direncanakan berlantai 3 ini merupakan bantuan dari para dokter di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
 
Peresmian yang ditandai dengan peletakan batu pertama tersebut turut disaksikan oleh Asisten II Bidang Keistimewaan, Pembangunan dan Ekonomi Sekda Aceh Azhari Hasan SE MSi, Kepala Bappeda Aceh Drs. Zulkifli Hasan MM, Mantan Ketua Umum Dewan Da’wah Pusat Ust Syuhada Bahri, Lc, Wakil Ketua Dewan Da’wah Pusat Dr Muhammad Nur Kertapati MA, Kabag Keuangan RSUZA Afwan, Ketua Dewan Da’wah Aceh Dr Tgk Hasanuddin Yusuf Adan MCL MA, Direktur ADI Aceh Dr Muhamamad AR MEd, dan Muspika Kec. Krueng Barona Jaya.
 
Tarmizi A. Karim yang juga Irjen di Kementerian Dalam Negeri ini berharap agar pembangunan gedung belajar tersebut bisa tuntas secepatnya, supaya para mahasiswa ADI dapat segera mempergunakannya untuk kelancaran belajar mengajar.
 
“Da’wah lebih penting dari politik dan lainnya. Semoga para mahasiswa ADI ini nantinya akan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Aceh,” harap Tarmizi.
 
Sementara Direktur RSUZA yang diwakili Kabag Keuangan Afwan mengatakan bahwa pembangunan gedung tersebut merupakan donasi dari para dokter di RSUZA. Selain itu di RSUZA sekarang juga ada program-program pendampingan islami bagi para pasien.
 
Pada kesempatan yang sama Direktur ADI Aceh Dr Muhammad AR MEd menjelaskan sampai saat ini mahasiswa ADI berjumlah 28 orang. Mareka semua berasal dari daerah perbatasan Aceh seperti Subulussalam, Singkil, Simeulue, Aceh Tenggara dan Aceh Tamiang.
 
Selama kuliah di ADI tambahnya mareka dibekali Ilmu Dakwah dan menghafal al-quran serta biaya kuliah, biaya asrama dan biaya makan tidak dipungut bayaran alias digratiskan. Disebabkan mareka ini berasal dari keluarga yang kurang mampu, dhuafa, yatim dan anak muallaf.
 
“Masa belajar mareka di ADI ini selama 2 tahun kemudian diseleksi kembali untuk mengikuti program Strata Satu (S-1) di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohd Natsir di Jakarta, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Dari itu kami sangat berterima kasih kepada para dokter di RSUZA yang sudah banyak membantu. Hal yang sama juga kami sangat harapkan dari Pemerintah Aceh,” ungkap Muhamamad. [murdani/voa-islam.com]
 
Editor: Syahid

latestnews

View Full Version