View Full Version
Selasa, 25 Sep 2018

Ustadz Farid Okbah: Umat Harus Dewasa Melihat Perbedaan

JAKARTA (voa-islam.com), Mubaligh Nasional Ustadz Farid Okbah mengatakan umat Islam harus bijak menyikapi perbedaan pendapat. Karena, pada dasarnya Islam itu satu, tidak ada Islam Nusantara atau Islam Arab. "Namun, bila ada perbedaan harus dilihat dua hal. Perbedaan pokok (aqidah) atau perbedaan cabang/Furu'iyah.

Kalau perbedaan pokok, kita tidak bisa bersatu," kata Ustadz Farid kepada voa-islam, Selasa (25/9/2018). Menurut Ustadz Farid, tugas para dai adalah memberi pencerahan kepada umat agar dapat menyikapi perbedaan pendapat dengan baik.

Perbedaan pandangan fiqh selama dalam tataran cabang tidak perlu dijadikan konflik. "Kita harus mendewasakan umat bahwa perbedaan khilafiyah bukanlah masalah, karena perbedaan akan selalu ada.

Kita harus saling menghargai dan menghormati selama dalam koridor aqidah Islam," ujar Wakil Ketua Lembaga Dakwah Parmusi itu. Ustadz Farid menambahkan bahwa umat Islam perlu menggalang persatuan untuk memaksimalkan dakwah.

Sebab, hasil penelitian 60 % umat Islam sekuler, sementara umat Islam yang menginginkan syariat hanya 11 %.

"Berarti ada yang salah, masak orang Islam tidak menghendaki syariat, mereka terkena propaganda pihak luar, kita harus mengislamkan (secara kaafah) umat Islam mengembalikan umat kepada porsi Islam sesuai petunjuk Rasulullah SAW," cetusnya.

Lebih dari itu, berupaya meningkatkan dari seorang muslim menjadi mukmin, kemudian ditingkatkan kembali dari mukmin menjadi muhsin. "Kalau mukmin sudah pasti muslim, tapi muslim belum tentu mukmin. Intinya, meningkatkan kualitas," imbuhnya.

Karena, lanjut Ustadz Farid, kalau umat Islam kualitasnya meningkat tidak akan mudah dibodohi, diiming-imingi, ataupun diajak kepada kelompok rusak. Ia menegaskan kebodohan akan melahirkan kebodohan kembali. Lalu, timbulnya adalah masa bodo, lebih parah lagi sudah bodoh merasa pintar.

"Dari bodoh lahirlah kezaliman. Kalau kebodohan bersatu dengan kezaliman rusaklah manusia,"katanya. (bil/voa-islam)

 


latestnews

View Full Version