View Full Version
Jum'at, 11 Oct 2019

UAS Ditolak UGM, MUI Kota Bekasi Sebut Lucu Ada Kampus Disetir Alumni

BEKASI (voa-islam.com)—Penolakan kuliah umum Ustaz Abdul Somad oleh pimpinan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta disayangkan banyak pihak. Anggota Komisi Pengkajian dan Penelitian Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi, Ustaz Wildan Hasan mengungkapkan kekecewaannya.

Menurut Ustaz Wildan, kampus semestinya terbiasa dengan dialektika dan ramah terhadap perbedaan. Hal ini tidak dapat ditunjukkan oleh pimpinan UGM ketika melarang UAS memberikan kuliah umum.

“Apalagi kegiatannya dilaksanakan di Masjid bukan di ruang kuliah atau aula Kampus. Tentu saja sama sekali tidak ada halangan seorang Ustadz seperti UAS berceramah di Masjid,” ujar Ustaz Wildan dalam keterangan tertulis yang diterima Voa Islam, Jumat (11/10/2019).

Dikatakan Ustaz Wildan, sampai saat ini alasan rektorat UGM melarang UAS tidak begitu jelas. Bahkan disebut-sebut ada tekanan dari alumni.

“Ini lucu. Masa Kampus bisa disetir oleh alumni. Kecuali alumninya jadi Presiden atau Menteri barangkali bisa di zaman rezim otoriter saat ini. Jika benar, apakah semua alumni UGM menolak UAS?” kata Ustaz Wildan.

Kejadian ini, lanjut Ustaz Wildan adalah musibah besar bagi dunia keilmuan. Musibah yang mengerikan tatkala dunia pendidikan diintervensi terlalu dalam oleh kekuasaan.

“Siapapun dapat menduga bahwa pembatalan itu lebih karena ada pihak yang tidak menginginkan seorang anak bangsa yang kritis terhadap kedzaliman dan tegak berjalan di atas kebenaran dibiarkan bebas begitu saja,” lanjut Ustaz Wildan.

Ustaz Wildan menduga, pelarangan UAS ini bagian dari narasi agenda politik untuk marginalisasi umat Islam dengan isu radikalisme. Jualan radikalisme ini memapar banyak kalangan termasuk para pejabat di dunia Kampus dan lembaga lembaga pendidikan lainnya.

“UAS dikategorikan sebagai sosok yang radikal karena berpihak kepada rakyat dan kebenaran,” tegas Ustaz Wildan.

Kejadian ini, kata Ustaz Wildan, bisa saja membuat nama UGM sebagai kampus legenda tergerus integritasnya. Bisa jadi, kedepan UGM bukan lagi kampus favorit untuk menimba ilmu.

“Ditinggalkan para penuntut ilmu karena mereka tidak mendapati ilmu di sana tapi penjara akal dan kepribadian,” kata Ustaz Wildan.

“UAS tidak akan jadi kecil dengan pelarangan itu bahkan semakin dicinta oleh para penuntut ilmu. Biarkan dan dukung UAS sebagai Universitas berjalan yang menjadi mercusuar penuntun anak-anak bangsa ke arah peradaban yang lebih baik,” tutup Ustaz Wildan.* [Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version