YOGYAKARTA (voa-islam.com)--Pakar pendidikan anak, Ratna Megawangi, mengatakan pendidikan karakter sudah sejak lama didengungkan. Namun, hingga saat ini pendidikan karakter dirasa belum berhasil dalam membangun akhlak mulia.
Pendiri Yayasan Indonesia Heritage Foundation (IHF) ini menilai keberhasilan pendidikan karakter ditentukan oleh jiwa yang sehat.
“Membangun karakter harus dengan jiwa yang sehat, mutmainnah. Orang yang jiwa(nya) tidak sehat, maka sulit sekali membangun karakter,” ungkap Ratna saat menjadi narasumber Seminar Pendidikan Karakter: Penguatan Karakter Anak Usia Dini di Era Milineal dalam rangkaian Muktamar ke-6 Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KBPII) di hotel Grand Keisha, Yogyakarta, Jumat (15/11/2019).
Dalam membangun pendidikan karakter, lanjut Ratna, seorang pendidik, orangtua, dan pihak yang memiliki tanggung jawab kepada anak harus mempertahankan nur (cahaya) Allah.
“Jadi yang dipanggil itu jiwa (nafsu), nafsu yang bagaimana? Nafsu yang mutmainnah. Kita harus mempertahankan ruh Allah (Nur Allah) yang ditiupan kepada kita,” jelas istri dari Menteri Agraria dan Tata Ruang Kabinet Indonesia Maju, Sofyan A. Djalil.
Ratna menekankan bahwa membangun karakter anak tidak hanya menjadi tugas orangtua maupun instansi pendidikan. Lingkungan juga perlu dibangun secara baik. Dikatakan Ratna, anak adalah peniru ulung. Anak akan meniru dari apa yang dilihatnya di lingkungan terdekat.
“Membangun karakter itu membangun seluruh dimensi. Membangun komitmen moral. Membangun nurani dan emosional,” tegas Ratna.
Selain Ratna, hadir pula narasumber Nanik Suwaryani yang merupakan Ketua Tim Pengembangan Pendidikan Penguatan Karakter PAUD. Seminar ini dihadiri ratusan peserta yang terdiri anggota KBPII, praktisi pendidikan, dan masyarakat umum di Yogyakarta.* [Syaf/voa-islam.com]