View Full Version
Senin, 26 Sep 2011

13 Orang Tewas Dalam Pertempuran Terbaru di Filipina Selatan

ZAMBOANGA (voa-islam.com) - Sedikitnya 13 orang tewas setelah pasukan pemerintah bentrok dengan para pejuang Islam Moro pada Ahad pagi di provinsi Filipina selatan Sulu, para pejabat mengatakan kepada surat kabar daerah Mindanao Examiner.

Para pejabat mengatakan sedikitnya 6 marinir juga terluka dalam pertempuran yang meletus di desa bernama Kabungkol di kota Talipao setelah pasukan pejuang Islam Moro menyerang sebuah pos marinir di daerah tersebut.

Di antara yang tewas adalah seorang perwira marinir dan lainnya seorang prajurit. 11 pejuang Moro juga gugur dalam pertempuran itu dan tubuh mereka ditemukan, termasuk tujuh senjata otomatis.

Pejabat mengatakan kurang lebih 150 anggota pejuang MNLF pimpinan Ustadz Habier Malik dengan persenjataan lengkap termasuk mortir, senapan mesin ringan dan senapan recoilless, melakukan serangan pada Ahad Subuh terhadap sebuah pos militer yang ada di kota Talipao selama akhir pekan, memicu pertempuran sengit senjata yang menewaskan 11 pengikutnya, termasuk wakil pemimpin salip Jainal Kausi, dan 2 marinir Filinana.

..kurang lebih 150 anggota pejuang MNLF pimpinan Ustadz Habier Malik dengan persenjataan lengkap termasuk mortir, senapan mesin ringan dan senapan recoilless, melakukan serangan pada Ahad Subuh terhadap sebuah pos militer yang ada di kota Talipao selama akhir pekan..

Pertempuran sporadis dilaporkan berlangsung sampai pagi dan militer Filipina mengirim lebih banyak pasukan untuk mengejar para pejuang Islam yang terbagi menjadi beberapa kelompok kecil dan tentara terlibat dalam pertempuran senjata di daerah pedalaman kota.

Ustadz Habier Malik sendiri menghadapi serangkaian tuduhan kriminal setelah kelompoknya sebelumnya telah menyandera lebih dari dua lusinan pejabat militer dan pertahanan saat mengunjungi provinsi Sulu pada 2007.

Habier Malik dan Khaid Ajibun, seorang pemimpin MNLF senior, menahan Mayor Jenderal Marinnir Benjamin Dolorfino dan Wakil Menteri Pertahanan Ramon Santos, dan 23 tentara dan staf penasehat perdamaian Presiden, Sekretaris Yesus Dureza dan menuntut pembebasan Nur Misuari, pemimpin kelompok tersebut yang di tahan di Manila atas tuduhan pemberontakan. (by/me)


latestnews

View Full Version