View Full Version
Ahad, 08 Dec 2013

Brigade Islam Terbesar di Suriah Rebut Basis-basis FSA dekat Turki

BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Brigade pejuang Islam terbesar di Suriah, Front Islam, pada hari Sabtu (7/12/2013) merebut basis-basis dan depot senjata milik Tentara Pembebasan Suriah (FSA) yang didukung Barat, kelompok pengawas Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SHOR) mengatakan.

"Setelah pertempuran yang berlangsung sepanjang malam, pejuang dari Front Islam merebut posisi-posisi Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dekat persimpangan perbatasan Bab el-Hawa (dengan Turki) dan menyita depot senjata mereka," kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

Observatorium itu mengatakan senjata-senjata tersebut telah dibawa melintasi perbatasan dari Turki. Lima pejuang juga tewas, kelompok pengawas tersebut menambahkan tetapi tidak mengatakan dari sisi mana.

Juru bicara FSA Louay Meqdad mengatakan para pejuang Front Islam mengibarkan bendera mereka sendiri di tempat FSA, setelah "meminta" para personil FSA untuk pergi, Reuters melaporkan.

Agence France Presse mencatat bahwa perebutan basis FSA itu terjadi hanya empat hari setelah Front Islam menyatakan bahwa mereka menolak otoritas perintah FSA.

FSA adalah entitas militer oposisi pertama yang terorganisir yang muncul setelah demonstrasi damai menentang Presiden Bashar Al-Assad pada tahun 2011 lalu berubah menjadi pemberontakan bersenjata.

Para pejuangnya terdiri dari desertir tentara dan warga sipil. kelompok tersebut berhaluan nasionalis dan didukung oleh Barat.

Sejak itu, banyak kelompok lain telah muncul, banyak dari mereka kelompok-kelompok Islam, yang beroperasi dengan tingkat otonomi yang lebih tinggi dari FSA jika tidak benar-benar independen .

Front Islam sendiri dibentuk bulan lalu ketika enam kelompok pejuang oposisi Suriah bergabung dan menerbitkan piagam berjanji untuk bekerja sama menuju pembentukan negara Islam di bawah hukum syariah.

Meskipun dalam piagam tersebut kelompok-kelompok yang bersatu tidak termasuk Al-Qaidah atau dua cabang resmi mereka di Suriah, dan Negara Islam Irak dan Suriah Raya (ISIS), Front Islam, yang jumlahnya anggotanya diperkirakan 45.000 orang atau 60 persen dari kekuatan oposisi, menyerukan jihad dan menyebut para mujahidin asing sebagai "saudara-saudara kita."

Secara keseluruhan, piagam itu menunjukkan bahwa Front Islam bersedia untuk bekerja sama dengan Jabhat Al-Nusrah dan ISIS dan sebagian besar brigade-brigade Islam yang membentuk Front Islam telah berjuang bersama kelompok Al-Qaidah sebelumnya dalam berbagai pertempuran melawan pasukan rezim Assad dan sekutunya. (st/tds)


latestnews

View Full Version