View Full Version
Rabu, 20 Oct 2010

12 Orang Tewas Dalam Pertempuran Sengit di Somalia Tengah

Mogadishu (Voa-Islam.com) - Pertempuran terbaru antara pasukan pro-pemerintah melawan pejuang Islam di Beledweyne di Somalia tengah telah menyebabkan sedikitnya 12 orang tewas, pejabat dan saksi mengatakan Selasa (19/10).

Bentrokan, yang warga katakan terbesar di daerah itu dalam beberapa minggu, dimulai Senin pagi di daerah pegunungan sekitar kota dan berlangsung sepanjang hari.

"Kami menyerang musuh dan mengalahkan mereka dan kami mengambil kendali beberapa posisi mereka," kata Dahir Abdulle, seorang komandan pasukan pro-pemerintah memerangi gerakan Al-Shabaab di kawasan itu,.

"Lebih dari 10 orang tewas dalam pertempuran, sebagian besar mereka dari barisan Al-Shabab," klaimnya.

Beledweyne adalah sebuah kota strategis yang terletak sekitar 300 kilometer (180 mil) barat laut ibukota Mogadishu dan dekat perbatasan Ethiopia. Wilayah itu secara rutin diperselisihkan oleh pasukan pemerintah, milisi klan lokal dan kelompok pejuang Islam.

..Pertempuran sangat sengit meletus dekat Beledweyne dan berlangsung hingga matahari terbenam (Senin). Kedua belah pihak menderita korban besar. Sejauh ini saksi-saksi di daerah tersebut telah melaporkan 12 kematian..

"Pertempuran sangat sengit meletus dekat Beledweyne dan berlangsung hingga matahari terbenam (Senin). Kedua belah pihak menderita korban besar. Sejauh ini saksi-saksi di daerah tersebut telah melaporkan 12 kematian, semuanya kombatan,." Kata Ali Moalim Said, seorang tetua di Beledweyne, kepada AFP melalui telepon.

"Ketegangan sangat tinggi di wilayah ini dan sudah jelas bahwa pertempuran belum berakhir," katanya, menambahkan bahwa kedua belah pihak telah memperkuat posisi mereka Senin malam.

Beberapa hari terakhir telah terlihat lonjakan dalam gerakan militer dan bentrokan bersenjata di sepanjang perbatasan Somalia dengan Ethiopia di tengah spekulasi bahwa pertempuran besar baru sedang dibuka antara pasukan pro-pemerintah dan pejuang Islam yang telah berjuang menguasai Mogadishu selama berbulan-bulan. (AFP)


latestnews

View Full Version