View Full Version
Senin, 20 Jan 2014

Maksiat Sebabkan Kebencian & Permusuhan

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Dampak dari maksiat akan menghalangi seseorang dari menjalankan ketaatan, terutama dzikrullah dan shalat. Maksiat juga menyebababkan terjadinya sikap saling membenci dan bermusuhan dengan saudaranya. Sebaliknya, saling mencitai dan bersatunya hati hanya bisa diwujudkan dengan iman dan amal shalih. Ini sesuai firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala,

إنَّ الَّذِينَ آمَنْوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمنُ وُدا

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (QS. Maryam: 96)

Maksudnya: Allah menanamkan kecintaan di antara mereka, sehingga sebagian mereka menyayangi sebagian yang lain. Mereka saling berkasih sayang dan saling simpati memberikan kebaikan disebabkan rasa mahabbah (kecintaan) yang Allah tanamkan dalam diri mereka sebagai balasan ketaatan mereka. [lihat: Ighatsah Lahfan, Ibnul Qayyim]

Hal ini karena hati manusia itu berada dibawah kekuasaan Allah, di antara jari jemari al-Rahman (Dzat yang Maha pengasih dan pemilik rahmat yang luas).

لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Anfal: 63)

Ahli maksiat, walaupun di antara mereka memiiki kecintaan, tidak ada yang abadi. Ia akan berubah menjadi kebencian dan permusuhan. Seringnya, hal itu sudah terjadi di kehidupan dunia sebelum mereka masuk kehidupan akhirat. Sementara di akhirat, permusuhan itu akan semakin menjadi-jadi. “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Zukhruf: 67)

Nabiyullah Ibrahim ‘alaihis salam pernah berkata kepada kaumnya,

إنَّمَا اتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِ اللهِ أَوْثَاناً مَوَدَّةَ بَيْنِكُمْ فى الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُ بَعْضُكُمْ بَبَعْضُ ويلعن بَعْضُكُمْ بَعْضاً

Dan berkata Ibrahim: "Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini kemudian di hari kiamat sebahagian kamu mengingkari sebahagian (yang lain) dan sebahagian kamu mela'nati sebahagian (yang lain).” (QS. Al-Ankabut: 25)

Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa semua maksiat berdampak demikian. Contoh nyatanya adalah pada pengharaman miras dan judi, di mana kedua termasuk dua perkara yang paling akhir diharamkan (QS. Al-Maidah: 91). Ini juga menjadi petunjuk bahwa perbuatan maksiat yang telah diharamkan sebelumnya seperti syirik, sihir, membunuh, mencuri, berzina, dan selainnya juga berdampak sama, menumbuhkan kebencian dan pernusuhan di hati para pelakunya. Rasa cinta dan kasih sayang dihilangkan dari hari mereka dan dirubah menjadi permusuhan.

Karenanya, jika abna’ dakwah wal Jihad menginginkan terjalinnya ukhuwah berkah, saling mencintai dan menyayangi sesama mereka, maka perhatian kepada pembinaan iman dan amal –secara sekaligus- tidak bisa dianggap remah dan ditunda. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version