View Full Version
Rabu, 09 Aug 2017

Menutup Doa dengan ''Subhana Rabbika....''

Soal:

Assalamu’alaikum, Ustadz, dalam beberapa majelis saya sering mendengar Ustadz menutup doa dengan mengutip surat Ash-Shaffat 189-182, ”Subhaana rabbikaa rabbil ‘izzati ‘ammaa yashifuun, Wa salaamun ‘alal mursaliin, Wal hamdulillahi rabbil ‘aalamiin.”

Kalau kita lihat artinya, rasanya kurang mengena seperti ada sanggahan, Maha suci Tuhan-mu yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka sifatkan.

Apakah ada dalil yang menganjurkan menutup doa demikian, mohon penjelasannya Ustadz. Jazaakallahu khairaan.

Jawab:

Wa'alaikumus Salam Warahmatullah .... Al-Hamdulillah. Shalawat dan salam atas Rasulillah dan keluarganya.

Yang penanya maksud adalah QS. Al-Shaffaat: 180-182

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ  وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.

Tidak ada petunjuk dari hadits sahih menjadikan ayat-ayat ini sebagai penutup doa. Hanya saja, adab dalam doa agar memulainya atau menutupnya dengan tahmid dan sanjungan kepada Allah serta shalawat atas rasul-Nya. Dan semua ini ada di ayat-ayat tersebut.

Dalam penutup yang dipilih seorang dai (imam yang berdoa dengannya) dari kalimat di atas karena terdapat shalawat atas para rasul dan pujian kepada Allah. Dari sini tidak masalah. Adapun ayat pertama (kalimat pertama) tentang tasbih (menyucikan) Allah dari apa yg mereka sifatkan, tentu maksud 'mereka' adalah orang kafir. Artinya dalam ayat itu berisi pernyataan penyucian Allah dari yang disifatkan orang kafir untuk Allah dari sifat-sifat buruk; seperti Allah faqir, pelit, lemah, dan semisalnya. Dan Allah suka kalau disucikan dan dipuji (tasbih dan tahmid).

Bab Doa adalah bab yang luas. Seseorang boleh memilih bentuk pujian untuk Allah dan shalawat atas Rasul-Nya, di awal dan atau di akhir doanya, apa yang disukanya, selama tidak menyimpang dari maknanya.

Hanya saja, bagi imam agar tidak merutinkan ayat-ayat tersebut sebagai penutup sehingga umat tidak menyangka bahwa kalimat-kalimat tersebut sebagai penutup doa dan sunnah membacanya. Wallahu A'lam. [Badrul Tamam/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version