Soal:
السلام عليكم ورحمة الله وبرگاته
Ustadz, Ada saudara yangsakit tak bisa jum'atan, apakah shalat Dzuhur saja di rumah? Terima kasih.
Abdullah - Marga Asih, Bandung
Jawab:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah. Shalawat dan salam atas Rasulullah dan keuarganya.
Sakit termasuk udzur syar'i tdk hadiri jumatan. Orang yang sakit boleh tidak shalat Jum’at bersama Imam di masjid.
Ibnu Qudamah rahimahullah berkata dalam al-Mughni:
ويعذر في تركهما- يعني الجمعة، والجماعة- المريض في قول عامة أهل العلم. قال ابن المنذر: لا أعلم خلافا بين أهل العلم، أن للمريض أن يتخلف عن الجماعات من أجل المرض, وقد روى ابن عباس, أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: من سمع النداء فلم يمنعه من اتباعه عذر . قالوا: وما العذر يا رسول الله؟ قال: خوف، أو مرض. لم تقبل منه الصلاة التي صلى. رواه أبو داود. وقد كان بلال يؤذن بالصلاة، ثم يأتي النبي صلى الله عليه وسلم وهو مريض، فيقول: مروا أبا بكر فليصل بالناس
“Ia berudzur (memiliki alasan,-pent) meninggalkan keduanya –shalat shalat Jum’at dan jamaah- karena sakit, menurut mayoritas ulama. Ibnu al-Mundzir berkata: aku tidak mengetahui khilaf di antara ahli ilmu, bahwa orang sakit boleh meninggalkan shalat-shalat jama’ah karena sebab sakit.”
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu 'Anhu meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: siapa yang mendengar adzan dan tidak ada udzur yang menghalanginya tidak akan diterima yang dikerjakannya itu. Para sahabat bertanya tentang udzur itu, beliau menjawab: rasa takut dan sakit. (HR. Abu Dawud)
Bilal pernah mengumandangkan adzan untuk shalat, kemudian Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam datang dalam kondisi sakit. Beliau bersabda: Perintahkan Abu Bakar untuk mengimami orang-orang.”
Dan siapa yang tidak jum’atan karena sakit maka ia tetap wajib mengerjakan shalat dzuhur di rumah. Wallahu a'lam. [PurWD/voa-islam.com]