View Full Version
Ahad, 10 Dec 2023

Ironis, Pemimpin Arab Dikuasai Penjajah!

 

Oleh: Aily Natasya

Arab Saudi menahan jamaah yang menunjukkan atribut Palestina di tempat-tempat suci di Makkah dan Madinah. Seorang aktor yang berasal dari Inggris, Islah Abdur Rahman dihentikan oleh empat tentara karena mengenakan syal dan tasbih berwarna bendera Palestina. Atribut tersebut kemudian dilepas dan diserahkan pada mereka. Abdur Rahman juga diminta untuk menandatangani formulir pelepasan dan memberikan sidik jarinya.

Setelah kejadian tersebut, reaksi Abdur Rahman adalah terkejut dan patah hati. Karena dia seperti turut merasakan pembedaan yang diberikan oleh pemerintahan dunia yang mendukung Israel pada rakyat Palestina. Setelah kejadian tersebut pun beliau mendapatkan banyak sekali pesan-pesan kebencian dari warga Arab Saudi di sosial media. Ini artinya,  orang-orang Arab Saudi juga membela keputusan para tentara Saudi dan mengatakan bahwa tidak diperbolehkan mengibarkan bendera atau simbol di tempat-tempat ibadah.

Selain atribut tadi, aksi mendoakan rakyat Gaza secara lantang di depan banyak orang dianggap sama saja dengan bentuk politis. Sehingga, yang melakukannya di Masjid Nabawi bisa ditangkap oleh otoritas Saudi. Hal ini dilarang dengan alasan agar tanah suci bebas dari berbagai macam simbol, kegiatan, serta hal-hal yang dirasa ‘mengandung unsur-unsur politik’.

Sebagian negara Arab menilai bahwa serangan kepada Israel untuk membantu Palestina dapat memperkeruh keadaan saat ini. Namun, alasan yang diyakini adalah takutnya negara Arab terhadap kekuatan sekutu Israel, yaitu Amerika Serikat.

Sama halnya seperti kita mendoakan orang tua kita, anak kita, kakak kita, adik kita, mendoakan warga muslim Palestina juga begitu karena mereka adalah saudara seiman kita. Apakah mendoakan anak kita, orang tua kita, kakak kita, adik kita, adalah hal yang mengandung unsur-unsur politik? Tidak, bukan?

Lantas mengapa mendoakan saudara muslim yang ada di Palestina itu berbeda, dianggap sebagai hal yang mengandung unsur politik? Toh, mereka juga saudara seiman kita yang mana di dalam hadits dijelaskan bahwa hubungan kita itu ibarat satu tubuh. Jika ada satu bagian tubuh sakit, maka tubuh yang lainnya akan merasakan sakit juga.

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuhnya ikut merasakan tidak bisa tidur dan panas (turut merasakan sakitnya).” (Shahih Muslim 4685).

Negara Arab menolak embargo minyak ke Israel dengan alasan bahwa ia yakin Israel tidak memiliki rencana untuk menggunakan produksi minyak sebagai pengaruh dalam konflik Gaza. Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman juga meminta Washington memberikan jaminan keamanan dan akses terhadap teknologi nuklir sipil serta senjata canggih sebagai imbalan atas kesepakatan dengan Israel. Karena bagaimana pun, para pemimpin Arab menganggap bahwa Israel adalah negara yang terlalu penting untuk diabaikan.

Perlu diketahui, bahwa Arab Saudi pada tahun 1973 pernah menembargo minyak. Embargo ini ditujukan untuk menghukum Amerika Serikat dan negara-negara yang mendukung Israel melawan Mesir dan Suriah, yang membuat harga minyak melambung tinggi.

Dan menurut video yang beredar di dunia maya, negara Arab yang diharapkan pertolongannya, alih-alih mengirimkan dukungan berupa senjata untuk memerangi para penjajah itu, mereka malah mengirim setumpukan kain kafan. Miris sekali, bukan? Sungguh memalukan. Negara  dengan mayoritas muslim, yang diakui perekonomian dan kekayaannya oleh dunia, tunduk terhadap penjajah.

Kain kafan, bukan senjata. Alih-alih memerangi penjajah, mereka lebih suka berpangku tangan dan menjadikan kematian warga Palestina sebagai sebuah tontonan. Jangankan kita, rakyat Palestina sendiri pun sudah tidak mengharapkan negara-negara Arab agar membantu mereka.

Mereka secara menyeluruh menaruh semua harapan pada Allah subhanahu wa Ta’ala. Karena itu, iman pemimpin-pemimpin kaum muslim, sudah mati di saat yang bersamaan dengan matinya ribuan muslim di dunia ini. Wallahua’lam.

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version